Wamenaker Minta Manajemen Perhatikan Pekerja Saat Lakukan Kunjungan ke PT GNI

MOROWALI UTARA – Wakil Menteri Ketenagakerjaan Afriansyah Noor menyambangi PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, pada Kamis, 19 Januari 2023.

Wamenaker juga menemui manajemen PT GNI, pemerintah daerah setempat, Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Tengah, Polres Morowali Utara, Mabes Polri, dan Badan Intelijen Negara (BIN) pada hari ini.

Pertemuan tersebut membahas mencakup di PT GNI pada 14 Januari 2023 yang bentrok dua pekerja PT GNI, yakni 1 TKA dan 1 TKI. Pertemuan itu sampai pada kesimpulan soal penyebab penangkapan tersebut.

“Jadi, hasilnya persoalan ini kan muncul karena ada protes dari pekerja/buruh soal K3 (Keselamatan Kesehatan, dan Keamanan Kerja). Nah, dengan dasar alasan K3 inilah akhirnya buruh melakukan aksi demonstrasi, menimbulkan kerusakan dan korban jiwa,” kata Afriansyah.

 

Sekjen Partai Bulan Bintang ini menjelaskan, pemicu bentrok yakni K3 yang atas kehendak orang yang mengaku SPN (Serikat Pekerja Nasional) yang bekerja di PT GNI. Namun setelah dicek, orang tersebut bukan buruh yang bekerja di PT GNI, karena sudah diberhentikan.

Jadi, kata dia, manajemen PT GNI merasa bahwa para pemrotes K3 itu tidak mewakili pekerja, sehingga tuntutannya diabaikan. “Nah, akhirnya mereka melakukan aksi unjuk rasa pada hari Sabtu pagi, jam 6 pagi dimulai, dengan melakukan penyetopan terhadap pekerja untuk diajak demo,” tutur Afriansyah.

Selanjutnya, pada malam hari terjadi unjuk rasa. Dari tuntutan K3, menurut Afriansyah, para pekerja juga belakangan menuntut sejumlah hal lain seperti PHK sepihak, kontrak yang tidak jelas, dan manajemen yang tidak terbuka.

“Tadi semua kami sampaikan, manajemen PT GNI menerima masukan dari kami dan akan memperbaiki semuanya, termasuk K3-nya,” ucapnya.

Baca Juga :  Dilantik Eddy Ganefo, Kadin Logistik Ungkap Kendala dan Potensi Nasional

Usai melakukan dialog dengan menajemen, Wamenaker juge menyambani para pekerja TKI dan TKA di perusahaan tersebut.

 

“Saya datangi masing-masing pekerja dari TKA. Saya bertanya, terus di- translate dalam bahasa Tiongkok, mereka menjawab prinsipnya mereka juga sangat prihatin dengan kejadian pada 14 Januari (2023) itu,” kata Afriansyah.

Dia menuturkan, para TKA mengaku takut sebagai warga negara asing (WNA) karena insiden tersebut. Dari wajah mereka, kata Afriansyah, para TKA itu tidak terlihat seperti tipe yang bikin rusuh.

“Saya lihat sendiri, tampang-tampang mereka itu tidak ada tampang-tampang tentara atau orang-orang rusuh begitu,” ujar Afriansyah.

Kepada mereka, dia bertanya bagaimana hubungan antara TKA dan TKI. TKA itu kemudian meyatakan hubungan mereka bagus. Afriansyah juga bertemu dengan para pekerja asal Indonesia.

“Saya crosscheck juga dengan tenaga kerja kita Indonesia, mereka bilang dibaliknya bagus, baik. Jadi, prinsipnya saya juga menyarankan antara tenaga kerja kita dengan tenaga kerja asing atau Tiongkok ini selalu menjalin komunikasi yang harmonis,” ucapnya.

 

Dalam kesempatan itu, dia meminta perusahaan untuk lebih memperhatikan kesejahteraan karyawan agar tidak lagi terjadi kerugian dan menimbulkan kerugian material.

“Kan sayang, kerugian puluhan miliar rupiah, ada korban jiwa. Apalagi sampai kalau kejadian kemarin merembet ke PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap), kemudian ke pabrik yang sudah beroperasi. Aduh sangat disayangkan, lah,” tegas Afriansyah (*)

Related posts