Banyuwangi – Angka yang tercatat di Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi terkait kasus tuberkulosis (TBC) sampai 10 Desember 2023 menembus angka 23.490 terduga dan 2.829 kasus positif. Jumlah itu terus bertambah dari tahun-tahun sebelumnya. Dari data tersebut, usia anak yang tertular jumlahnya mencapai 357 anak, dan yang berhasil disembuhkan sebanyak 331 anak.
Dalam peningkatan tersebut bukanlah sesuatu yang buruk atau darurat, karena justru indikator keberhasilan program TBC adalah menemukan sebanyak-banyaknya terduga dan pasien agar bisa ditangani secara dini. Tujuannya untuk memutus rantai penularan. Strategi yang digunakan adalah active case finding (ACF) melalui investigasi kontak dan penyuluhan di populasi berisiko dan populasi khusus.
Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (YABHYSA) adalah salah satu lembaga yang berperan aktif dalam penemuan kasus TBC di Banyuwangi. YABHYSA sudah menjadi mitra Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi sejak tahun 2021 dengan mengusung program unggulan YABHYSA Peduli TBC.
Bertempat di El Hotel Banyuwangi, Jumat, 15 Desember 2023, YABHYSA menyelenggarakan pertemuan kolaborasi yang dihadiri pemangku kepentingan lintas sektor serta rekan-rekan media. Yulia Putri Rahmida, pengelola program TBC YABHYSA menyatakan, “Kolaborasi lintas sektor ini diperlukan karena TBC bukan hanya masalah kesehatan saja. Namun juga dipengaruhi banyak faktor lain seperti ekonomi, budaya, pendidikan dan kondisi tempat tinggal.”
Ahmad Yunus Setiawan, Sub Koordinator Fungsional P2PM Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi mengaminkan hal tersebut. Menurutnya, agar target eliminasi TBC tahun 2030 bisa tercapai, maka Banyuwangi perlu mengubah strategi yang tadinya pasif intensif menjadi aktif masif. Salah satunya melalui penyuluhan dan skrining di sekolah dan pondok pesantren. “Dinas Kesehatan tidak bisa berjalan sendiri. Oleh karena itu kami menggandeng Dinas Pendidikan dan Kemenag Banyuwangi serta kader TBC YABHYSA agar program penanggulangan TBC lebih mudah masuk dan diterima di tempat-tempat tersebut,” tuturnya.