Jombang Lanang mencoba mengingatkan kembali, bahwa Prabu Sinala Aji telah menjadikkannya menantu dengan menikahkan Suda Tuntang dengan Laya Perbata. Kepercayaan Prabu Sinala Aji juga dibuktikan dengan diberikannya kekuasaan kepada Suda Tuntang untuk memimpin Adipati Dagelan.
Namun, Suda Tuntang bukan mendengar nasihat dari Jombang Lanang malah mencacinya dengan kata-kata yang kasar, Seketika Keduanyapun mengalami perdebatan yang cukup sengit. Laya Perbata yang saat itu tiba di pendopo mencoba menengahi keduanya. Laya Perbata meminta keduanya untuk membicarakan masalah ini esok pagi, karena Suda Tuntang masih dibawah pengaruh arak.
Suda Tuntang yang melihat istrinya malam-malam datang ke pendopo sangat murka dan malah mencacimaki laya perbata di hadapan dua mentrinya. Suda Tuntang memang keras kepala. Suda Tuntang yang memang memiliki tabiat buruk, malah meminta Laya Perbata untuk memilih dirinya atau keluarganya.
Laya Perbata sebagai istri yang baik dan anak yang patuh kepada orang tuanya tentu saja tidak bisa memilih. Permintaan Suda Tuntang untuk memutuskan cinta sedarah antara ayah dan anak tentu membuat Laya Perbata bingung. Namun, hati nurani Laya Perbata telah memilih untuk mempertahankan orang tua dan negerinya. Meskipun pikirannya masih untuk Suda Tuntang. Karena rasa cinta dan baktinya kepada negeri Rumpin dan rakyatnya begitu besar, sehingga mampu mengalahkan cintanya pada suaminya sendiri Suda Tuntang.
Karena pilihan Laya Perbata bukan kepada suaminya, dan malah jatuh pada ayahnya. Suda Tuntang pun murka serta meminta Laya Perbata untuk meninggalkan adipati dagelan. Suda Tuntang sangat tidak terima dengan pilihan istrinya. Dengan segala cacian suda tuntang meminta istrinya pergi. Laya Perbata yang dihina oleh Suda Tuntang angkat bicara dan meminta Suda Tuntang agar jangan pernah mengutak-atik negeri Rumpin.