“Itupun dari partisipasi masyarakat untuk pemilihan Presiden, DPR provinsi, maupun DPRD itu rasio datanya antara laki-laki dan perempuan rasionya agak tinggi. Dan kelompok di Distabilitas sama pemilihan Presiden, DPR provinsi, dan DPRD tidak jauh beda untuk laki-laki 70%, perempuan 66%”, terangnya.
Poin, pandangan publik terhadap politik yakni klarifikasi generasi z tahun 1998-2012 sekitar 10-25 tahun kalau diatas itu sudah generasi kolonial. Dan dari hasil survey temuannya begini publik atau masyarakat itu belum merasa kedekatan dengan partai hal ini terkuak dari generasi-generasi tidak ada kedekatan dengan parpol.
Dan generasi muda z-y lebih dari 70% tidak merasakan kedekatan dengan parpol, pandangan politik anak-anak muda.
Dan, untuk pemilihan 2024 tanpa adanya rasa visi,misi antar masyarakat dan partai niscahya suara pemilu semakin buruk. Itupun jajak pendapat dengan anak muda, itu malah tidak konek politik yang dibawakan oleh partai.
“Poin, tentang partisipasi politik isu survey keperdulian publik terhadap partai indentitasnya sebagai pemilu peringkat pertama isunya masalah Nya ekonomi dan kesejahteraan, kedua insfratruktur, ketiga penegakkan hukum, keempat lingkungan, ke lima lingkungan dan pendidikan”, imbuhnya.