Menhan dan Presiden ke-5 Megawati Soekarno Putri Resmikan Patung Dr. (H.C.) Ir. Soekarno

lensareportase.com, Jakarta – Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mendampingi Presiden RI Kelima Ibu Megawati Soekarnoputri meresmikan monumen Sukarno Minggu (6/6), di Lapangan Bela Negara Kementerian Pertahanan (Kemhan).

Peresmian Patung Dr. (H.C) Ir. Soekarno menunggang kuda, dilaksanakan secara daring dan luring. Acara bertepatan dengan hari ulang tahun proklamator dan Presiden Pertama Republik Indonesia. Dengan ditandai dengan pemencetan tombol sirine untuk membuka penutup monumen dan dilanjutkan penandatanganan prasasti oleh Presiden RI Kelima Ibu Megawati Soekarnoputri. Presiden Joko Widodo juga telah terlebih dahulu menandatangani prasasti pada monumen tersebut.

Read More
banner 300x250

Dalam sambutannya Ibu Megawati Sukarno Putri menyampaikan ungkapan terima kasih kepada Menhan, karena peresmian Patung ini tertepatan dengan ulang tahun Presiden pertama Soekarno, sehingga menjadi sangat spesial bagi keluarga besar Presiden Soekarno. Monumen yang mengambil momentum ketika Bung Karno memimpin peringatan Hari Angkatan Perang Pertama di Yogyakarta ini mengingatkan bagaimana Bung Karno menghargai pentingnya Angkatan Perang yang sekarang disebut TNI. Menurut Ibu Megawati Soekarnoputri, Bung Karno juga selalu mengingatkan pentingnya generasi penerus militer memahami strategi perang gerilya, yang sangat berperan dalam kemerdekaan bangsa ini karena menyatu dengan rakyat.

 

“Mewakili Keluarga Besar, saya mengucapkan terima kasih atas peresmian patung ini, karena dapat mengingatkan kita tentang nilai-nilai perjuangan para pahlawan bangsa sekaligus menjadi pengingat bagi generasi penerus”, kata Ibu Megawati Soekarnoputri

Sementara dalam sambutannya, Menhan Prabowo Subianto menjelaskan bahwa inspirasi karya Monumen Dr. (H.C.) Ir. Sukarno, dibangun mengacu pada peristiwa sejarah ketika Presiden Sukarno sebagai Panglima Tertinggi perintis kemerdekaan, melakukan inspeksi pasukan dengan menunggang kuda pada peringatan ulang tahun pertama Angkatan Perang Republik Indonesia (sekarang TNI) tanggal 5 Oktober 1946 di Alun-Alun Yogyakarta.

Baca Juga :  Panggung Kolaborasi Rimbawan, Konsolidasi Kerja Bersama untuk Tanah Air dan Bangsa

Saat itu, Presiden Soekarno menjadi inspektur upacara dan melakukan inspeksi pasukan menjadi salah satu kegiatan bermakna bahwa Indonesia memiliki tentara yang kuat serta siap mempertahankan kemerdekaan, sekaligus menunjukkan eksistensi keberadaan Indonesia bagi negara lain.

“Presiden Soekarno adalah pahlawan nasional yang mencintai Republik Indonesia dengan sepenuh hati. Beliau telah membuktikan bahwa kecintaan terhadap negeri tak akan luntur semangat dan komitmennya. Untuk itulah kita perlu meneladani jasa-jasa beliau dalam meletakkan nilai-nilai fundamental bangsa ini. Karenanya, kata Menhan lebih jauh, Monumen Dr. (H.C.) Ir. Sukarno di Kementerian Pertahanan adalah sebuah ikon pertahanan bangsa dengan inspirasi sosok pemimpin, serta sebagai pengingat untuk generasi penerus agar menjaga keutuhan NKRI, mengingat aspek pertahanan merupakan faktor yang sangat mendasar dalam menjamin kelangsungan hidup bernegara.

Turut menghadiri Peresmian Patung Dr. (H.C.) Ir Soekarno sejumlah pejabat negara diantaranya, Menteri Hukum dan HAM Yassona H. Laoly, Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sakti Wahyu Trenggono, Kepala BIN Budi Gunawan, Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Andika Perkasa, S.E., M.A., M.Sc., M.Phil., Ph.D., Wamenhan RI M. Herindra, Sekjen Kemhan Marsdya TNI Donny Ermawan Taufanto, M.D.S., Irjen Kemhan Letjen TNI Ida Bagus Purwalaksana, S.I.P., M.M., Rektor Unhan Laksdya TNI Prof. Dr. Amarulla Octavian, S.T., M.Sc., DESD., CIQnR., CIQaR., IPU., dan pejabat Eselon I di Lingkungan Kemhan.

Monumen Dr. (H.C.) Ir. Soekarno sedang Berkuda, adalah karya Seniman Dunadi dari Yogyakarta, memiliki spesifikasi tinggi 6,5 meter, panjang 7,6 meter, dan lebar 2,6 meter, berbahan logam campuran (tembaga, kuningan, timah, dan seng sari), ketebalan cor 2,5 mm – 4 mm, dengan warna patung perunggu kimia bakar serta berat kurang lebih 3 ton.(*)

Baca Juga :  Warga Jasinga Seperti Primitif, Ungkap Siapakah Itu..??!

(Biro Humas Setjen Kemhan)

Related posts