Direktur Keamanan Siber dan Sandi Keuangan, Perdagangan, dan Pariwisata Badan Siber dan Sandi Negara, Edit Prima mengatakan, berdasarkan amanat Presiden Republik Indonesia dalam Konferensi Tingkat Tinggi G20, ekonomi digital merupakan kunci ekonomi dunia sebagai pilar ketahanan di masa pandemi. “Menyumbang 15,5 persen PDB Global dan membuka peluang bagi masyarakat kecil untuk menjadi bagian dari rangkai pasok global,” imbuh Edit.
Lebih lanjut, Edit menjelaskan, terdapat tiga fokus transformasi digital untuk mempercepat pemulihan global, yaitu kesetaraan akses digital; literasi digital; lingkungan digital yang aman. “Kebocoran data akibat kejahatan siber berpotensi menimbulkan kerugian hingga 5 triliun US dollar pada tahun 2024. Untuk itu, keamanan digital dan perlindungan privasi harus dijamin,” kata Edit.
Menurut Edit, dengan kemampuan siber yang dimiliki, perempuan dan anak perempuan diharapkan mampu melindungi aset digitalnya secara mandiri. Dalam hal menjaga ruang siber, kontribusi nyata perempuan dapat dimulai dari lingkungan keluarga.
“Untuk melindungi keluarga dari serangan siber yang bersifat teknis seperti pencurian data atau phising, salah satu langkah penting yang dapat dilakukan adalah membuat password yang kuat, menggantinya secara berkala, tidak sembarangan membaginya dengan orang lain, dan tidak mengklik tautan yang tidak jelas atau berbahaya,” tutup Edit.(*)