SGP juga telah mendukung peningkatan mata pencaharian di 49 desa di sekitar TNGL dan TNWK, melalui program kemitraan konservasi dengan mempromosikan sumber pendapatan alternatif bagi masyarakat setempat melalui pengembangan hasil hutan bukan kayu, pertanian organik, dan ekowisata. Pencapaian dan pengalaman tersebut layak untuk dibagikan melalui forum ini.
“Kami menyadari bahwa masing-masing ASEAN Heritage Park memiliki kekhususan dan keunikan tersendiri dari keanekaragaman hayati dan ekosistem, namun setiap masalah dapat diselesaikan dengan pendekatan sesuai karateristik AHP. Setiap kawasan lindung memiliki keanekaragaman hayati dan ekosistem yang unik serta memiliki nilai yang luar biasa dapat dilestarikan secara efisien dan dikelola secara berkelanjutan, tidak hanya oleh Indonesia tetapi bersama dengan mitra ASEAN sebagai bagian dari upaya bersama untuk perlindungan dan pelestarian ekosistem dan keanekaragaman hayati di kawasan ASEAN,” tutup Indra.
Indonesia memiliki 7 Taman Nasional (TN) yang bersatus ASEAN Heritage Park, yaitu TN Gunung Leuser, TN Kerinci Seblat, TN Way Kambas, TN Kepulauan Seribu, TN Wakatobi, TN Bantimurung Bulusaraung, dan TN Lorentz.
Dalam kesempatan yang sama, ACB Programme Director, Clarissa Arida, menyampaikan keberhasilan dan pembelajaran dari proses implementasi SGP di Indonesia, yang dibagikan dalam forum hari ini, dapat menjadi contoh bagi negara-negara ASEAN lainnya.
“Semoga apa yang telah dilalui dan dihasilkan dari implementasi SGP Indonesia dapat menjadi contoh bagi manajemen proyek di daerah lain di Indonesia atau di AHP lain di ASEAN terutama Myanmar dan Vietnam,” ungkap Clarissa.