lensareportase.com, Batu – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menegaskan perumusan SDGs Desa ke 18 yaitu Kelembagaan Desa Dinamis dan Budaya Desa Adaptif terinspirasi dari jejak dakwah para ulama NU.
Hal demikian Ia sampaikan secara virtual saat menjadi keynote speaker dalam Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat Seno Dimas tahun 2022, yang diadakan oleh Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara, dengan tema ‘Berkarya dan Berinovasi melalui Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Tekhnologi, Literasi, dan Ekonomi Kreatif di Desa’ secara daring di Kota Batu, pada Senin, (26/9/2022).
“SDGs itu isinya 17, kenapa yang 18 ini kita tambahkan, karena kita ingin mengikuti jejak para aulia para ulama termasuk dalam mendirikan NU bahwa membangun agama itu bertumpu pada akar budaya,” ujar Gus Halim sapaan akrabnya.
Gus Halim menambahkan pembangunan yang dibangun dengan basis budaya pasti akan memiliki ketahanan yang luar biasa, dan tangkal yang bagus. Hal demikian selaras dengan langkah NU yang telah mampu mengadaptasi tradisi lokal dan memasukkan nilai-nilai Islam di dalamnya.
“Itulah yang dilakukan NU, dakwah nya pun dakwah budaya. Begitu juga dalam membangun desa, kita mengikuti paradigma itu,” jelasnya.
Atas fakta tersebut, Gus Halim meminta kepada UNISNU sebagai Institusi Pendidikan yang lahir dari rahim Nahdlatul Ulama, agar terus mendampingi desa dalam mencapai tujuan SDGs desa. Dalam hal ini keterlibatan kampus sangat diperlukan dalam membersamai desa mengolah dan menganalisis Data Desa berbasis SDGs Desa agar dapat digunakan sebagai dasar penyusunan kebijakan.
“Oleh sebab itu, UNISNU juga harus mampu mencontoh para kader terbaik NU di masa lalu, dalam mencetak kader Nahdliyin yang punya semangat juang tinggi terhadap kemajuan negeri ini,” pungkas Gus Halim.
Selain itu, lanjut Gus Halim prinsip (kebermanfaatan) dalam membangun desa, senafas dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Gus Halim lantas mengapresiasi padatnya keterlibatan kampus menjawab tantangan dan keluhan masyarakat dengan memberikan solusi alternatif yang mudah diterapkan di Desa.
“Itulah pada dasarnya komitmen kampus, mengalirkan pengetahuan bagi masyarakat. Dan alhamdulillah itu yang dilakukan kampus belakangan ini,” tegas Gus Halim.
Seperti yang disampaikan Gus Halim sebelumnya, beberapa kampus telah tergerak untuk mengkaji dan mendalami SDGs Desa yang dikembangkan oleh Kementerian Desa PDTT secara konseptual.
Dalam hal ini, Gus Halim mencontohkan PKN STAN dan Universitas Tidar Magelang, yang secara resmi membuat lembaga riset dan pengabdian khusus, berupa SDGs Desa Centre.
“Mulai ramai juga Perguruan Tinggi yang berinisiatif menganalisis SDGs Desa. Contohnya, Kampus PKN STAN dan Universitas Tidar Magelang. Yang berhasil mendirikan sebuah lembaga riset berupa SDGs Desa Centre,” pungkas Gus Halim.(*)
Humas Kemendes PDTT