lensareportase.com, Jakarta – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar menegaskan desa cerdas merupakan langkah solutif dan inovatif untuk mengakselerasi pembangunan desa di Indonesia. Tujuannya adalah peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup dengan pemanfaatan teknologi dalam berbagai aspek pembangunan desa.
“Desa Cerdas merupakan gabungan digitalisasi teknologi dengan pengembangan sumber daya alam yang ada, untuk membangun sumber daya manusia desa, mendukung perekonomian warga, menjaga kelestarian lingkungan, membangun infrastruktur desa sesuai kebutuhan, dan tentu percepatan pencapaian kesejahteraan warga desa, “ tegasnya saat membuka secara resmi Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) dan Sosialisasi Desa Cerdas Tahun 2021 di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (15/12/2021).
Gus Halim -sapaan akrab Abdul Halim Iskandar- menjelaskan desa cerdas tidak bisa dilepaskan dari perkembangan konsep Smart City. Dalam hal ini, desa juga memerlukan pembaharuan dan adopsi terhadap perkembangan teknologi informasi. Namun, menurut Gus Halim desa memiliki pola pembangunan yang berbeda dengan kota. Desa merupakan suatu entitas masyarakat yang memiliki karakter dan tradisi yang khas. Oleh karena itu, desa cerdas harus berdasarkan lokalitas karakteristik dan budaya serta bertujuan untuk penguatan kelembagaan, pemberdayaan, kelestarian tatanan sosial dan struktur masyarakat pedesaan.
“ Desa Cerdas merupakan konsep yang diadopsi dari konsep Smart City. Tentu dengan dilakukan pelokalan pada komponen-komponen dan indikator-indikatornya, yang lebih cocok dengan konteks desa dan kelurahan,” tambahnya.
Gus Halim juga menegaskan desa Cerdas sudah pasti desa digital, namun desa digital belum tentu Desa Cerdas. Menurutnya, ada 4 (empat) pilar yang harus di terapkan dalam pembangunan Desa Cerdas. Yang pertama, Smart People yaitu menjadi tempat dan sumber informasi tentang ilmu pengetahuan yang di butuhkan masyarakat. Yang kedua, Smart Governance yaitu bermanfaat bagi pemerintah desa dalam penerapan e-governance, pelayanan publik yang transparan dan akuntabel. Yang ketiga, Smart Economy yaitu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan ekonomi yang produktif untuk percepatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat desa. Yang keempat, Smart Living yaitu menginisiasi warga desa dalam menciptakan lingkungan yang sehat, asri dan bersih.
“Desa Cerdas bukan sekedar berkait dengan digitalisasi, Desa Cerdas berkaitan dengan dimensi lingkungan, infrastruktur dan mobilitas warga, tata kelola pemerintahan desa, ekonomi warga, kualitas hidup warga desa, serta keterampilan dan inovasi warga desa, Smart Environment, Smart Government, Smart Economy, Smart Living, dan Smart People,” katanya.
Untuk itu Gus Halim menyatakan, Kemendes PDTT akan terus mensosialisaikan pengembangan Desa Cerdas melalui pendamping desa yang bertugas diseluruh Desa penerima Dana Desa, melalui kerja sama dengan berbagai pihak, mulai dari lembaga donor, BUMN perbankkan, e-commerce, perguruan tinggi, serta para pegiat desa. Kemendes PDTT juga akan terus mendorong, melatih, dan mendampingi desa-desa untuk lebih cepat lagi berlari, lebih cepat membangun, dan bangkit menyinari Indonesia.
“Kedepannya, perlu dipersiapkan masyarakat dan stakeholder dalam mencapai target Desa Cerdas,” katanya.
Sementara itu, Ketua Panitia yang juga Pelaksana Tugas Kepala Badan Pengembangan Informasi (BPI) Kemendes PDTT Razali mengatakan, Desa Cerdas merupakan bagian dari Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD) dengan dukungan anggaran dari Bank Dunia. Satu diantara lima kegiatan utama Desa Cerdas adalah Jejaring Desa Cerdas yang difokuskan pada inisiasi pengembangan pendekatan pemerintah yang terkoordinasi dan menyeluruh dengan para pihak terkait untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi digital dalam transformasi desa.
“Diperlukan upaya untuk membangun jejaring dan sinergi dengan berbagai pihak, terutama untuk sosialisasi dan sinergisitas program Desa Cerdas di tingkat Pusat dan daerah,” ungkapnya.
Seperti diketahui, Gus Halim didampingi oleh Sekretaris Jenderal Taufik Madjid membuka secara resmi Rakornas dan Sosialisasi Desa Cerdas yang diselenggarakan pada tanggal 15-17 Desember 2021 bertempat di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta. Acara ini dihadiri oleh petinggi Bank Dunia dan didukung penuh lintas Kementerian/ Lembaga (K/L). Rakornas ini juga dihadiri oleh 18 Kabupaten terpilih lokasi Desa Cerdas fase I (2021) dan 60 Kabupaten calon lokasi Desa Cerdas fase II (2022). Acara diikuti secara antusias oleh 112 orang peserta daerah serta disaksikan oleh lebih dari 50 orang peserta melalui zoom meeting.
Secara bersamaan juga dilaksanakan Diskusi Terfokus Duta Digital Smart Village di Redtop Hotel, Jakarta. Turut hadir Dirjen Pengembangan Investasi Desa Harlina Sulistyorini, Dirjen PPK Transmigrasi Aisyah Gamawati, Dirjen PPDT Eko Sri Haryanto, Inspektur Jenderal Ekatmawati, Kepala BPSDM Lutfiyah Nurlela, Staf Ahli Bito Wikantosa dan Staf Khusus Malik Haramain. Beberapa K/L yang berkolaborasi dalam Desa Cerdas diantaranya Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa, Kementerian Dalam Negeri, Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI).
Selain dengan lintas Kementerian, kolaborasi Desa Cerdas juga melibatkan pihak swasta dan NGO diantaranya PT Semut Berdaya Sejahtera (Semut Nusantara), Yayasan Penabulu, Perkumpulan Desa Lestari, PT Kolaborasi Integrasi Digital (Kolla Education), Balai Pustaka, dan Universitas Sebelas Maret (UNS).(*)