Efek Samping Metformin Bagi Penderita Diabetes

Efek samping metformin jangka panjang

Selain efek samping ringan, metformin juga dapat menimbulkan bahaya dalam jangka panjang yang sifatnya serius.

Walaupun jarang terjadi, Anda tetap perlu berhati-hati dengan efek samping jangka panjang yang meliputi:

1. Asidosis laktat

Asidosis laktat terjadi ketika adanya penumpukan asam laktat di tubuh. ini adalah kondisi kesehata yang juga menimbulkan beberapa gejala, misalnya:

  • Rasa lelah yang berlebihan dan lemas
  • Nafsu makan yang menurun
  • Mual dan muntah
  • Sulit bernapas
  • Pusing
  • Detak jantung yang cepat atau lambat
  • Menggigil
  • Nyeri otot
  • Kulit yang tiba-tiba memerah dan menghangat
  • Sakit perut

Namun, bahaya metformin sebagai pengobatan diabetes ini cenderung jarang terjadi. Namun, jika merasakan gejala di atas, Anda harus segera mendapatkan penanganan gawat darurat.

2. Anemia

Menurut Medline Plus, metformin dapat menurunkan kadar vitamin B12. Pada kasus yang jarang terjadi, kondisi tersebut dapat menyebabkan anemia atau rendahnya kadar sel darah merah.

Rasa lelah dan pusing merupakan gejala dari anemia. Apabila dokter menyimpulkan konsumsi metformin memicu anemia, dokter mungkin menawarkan obat diabetes lainnya atau menyarankan konsumsi vitamin B12.

3. Hipoglikemia

Mengombinasikan metformin dengan obat diabetes lainnya terkadang menimbulkan efek samping hipoglikemia\. Bahaya metformin jangka panjang ini juga berisiko terjadi pada penderita diabetes tipe 2 yang olahraga berlebihan, mengonsumsi alkohol, atau tidak melakukan pola hidup sehat.

Beberapa gejala dari hipoglikemia sebagai efek samping metformin jangka panjang, yaitu:

  • Lelah dan lemas
  • Mual dan muntah
  • Sakit perut
  • Pusing
  • Detak jantung tidak normal, seperti terlalu cepat atau terlalu lambat

Untuk mencegah hipoglikemia, pasien yang mengonsumsi metformin harus senantiasa mengonsumsi makanan sehat.

Konsultasikan pula dengan dokter terkait olahraga yang bisa Anda jalani, serta patuhi konsumsi obat yang diberikan.

Baca Juga :  Sekilas Mirip, Ini Perbedaan Gejala Tipes, DBD, dan Campak

Related posts