Demo Puluhan Wali Murid Dan LSM di Depan Kantor Dinas Pendidikan Surabaya

Surabaya, lensareportase.com- Kantor dinas pendidikan Provinsi Jawa Timur di demo oleh puluhan wali murid dan LSM. Dimana isu yang diambil terkait dugaan pungli peserta didik baru dan kinerja Kepala Dinas yang baru Aries Agung Paiewai. Senin 17/07/2023

Dimana, didalam orasinya, pendemo menyampaikan bahwa masih ditemukan adanya pungli berupa pembelian perlengkapan sekolah, seperti seragam, kaos kaki hingga sepatu dll. “Tarifnya beragam, mulai dari 2juta hingga 6juta,” ujar Wiwin selaku orator aksi.

Sementara itu, juga penemuan dugaan pungli tersebut terjadi di Surabaya, Sidoarjo dan kota-kota lainnya di Provinsi Jawa Timur.

“Padahal menurut Dewan Provinsi Jawa Timur khususnya Komisi E. Mengatakan bahwa anggaran untuk itu sudah ada melalui APBD Provinsi Jawa Timur dan sudah diturunkan, namun dari pihak Dinas mengatakan bahwa hal tersebut tidak ada, kalau kayak gini bisa jadi tumpang tindih,” ungkapnya.

Bahkan, lain halnya dengan orator lain, telah menyinggung adanya bangku kosong yang mencapai puluhan ribu. Karena dianggap kegagalan PPDB Online. “Ketika ada ribuan walimurid yang ingin anaknya bisa masuk ke Sekolah Negeri supaya mendapatkan fasilitas dari Negara, tapi setelah masuk, lalu buat apa didaftarkan ke Sekolah Negeri,” ujar yang diketahui bernama Achmad Garad.

Tak hanya itu, ia juga menyinggung karakteristik Aries Agung Paiwaei selaku Kepala Dinas yang dianggap menanggapi persoalan rakyat tapi mengarah ke Pribadi. “Anehnya lagi, ketika pihak Kepala Dinas di kritik, malah menganggap bahwa kami selaku control sosial masyarakat telah menjelek-jelekkan. Seharusnya dia itu tau kapasitasnya,” ungkapnya.

Itupun, diharapkan oleh, pendemo meminta Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansah, supaya mengevaluasi kepala Dinas Pendidikan yang baru tersebut terkait kinerja dan Attitudenya.

Baca Juga :  36 Orang Lansia Dan Anak Anak Korban Banjir Yang Terisolir Di Evakuasi Helikopter Carakal H-225M TNI AU

“Jangan sampai, Gubernur Jawa Timur yang bertumpuk-tumpuk mendapatkan penghargaan dari berbagai lembaga baik level nasional hingga internasional, tapi dianggap gagal karena persoalan pendidikan,” pungkasnya. (HM)

Related posts