Pesawaran, lensareportase.com – Kopi dan Kakao merupakan dua komoditas perkebunan Indonesia dengan peluang ekspor tertinggi. Saat ini Indonesia merupakan negara dengan urutan ke-4 sebagai penghasil kopi, dan urutan ke-3 penghasil kakao terbesar di dunia. Jika dilihat dari data BPS tahun 2021 serta data dari Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian tahun 2021, salah satu daerah penghasilnya adalah Lampung.
Provinsi Lampung adalah salah satu daerah dengan banyak potensi ekspor komoditas pertanian terutama dari kelompok perkebunan. Berdasarkan data Indonesia Quarantine Full Automation System (IQFAST) milik Badan Karantina Pertanian, tercatat ekspor kopi Lampung tahun 2019 sampai 2022 berturut-turut sebanyak 215.307 ton, 237.881 ton, 235.621 ton, dan 167.662 ton. Sedangkan jumlah ekspor kakao tahun 2019 sampai 2022 berturut-turut sebanyak 8.997,62 ton, 5.455,66 ton, 28,50 ton, dan 101,22 ton.
Adanya penurunan volume ekspor tersebut menjadi pemacu Karantina Pertanian Lampung untuk mendorong kembali peningkatan ekspornya. Salah satu caranya adalah dengan mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) untuk komoditas kopi dan kakao kepada petani. Daerah sasaran Bimtek Karantina Pertanian Lampung kali ini adalah di Kabupaten Pesawaran, karena di kabupaten inilah banyak ditanam kopi dan kakao.
Bimtek Akselerasi Ekspor kopi dan kakao yang diselenggarakan hari Jumat (25/11) ini menghadirkan narasumber dari PT. LDC dan Penggerak Kakao dari Kabupaten Lampung Timur yang berpengalaman dalam penanganan produk pasca panennya. Diharapkan dengan materi yang diberikan ini dapat menjadi bekal petani dalam mengelola hasil panen, agar kualitasnya tetap terjaga dengan baik.
Kepala Badan Karantina Pertanian yang diwakili oleh Sekretaris Badan Karantina Wisnu Haryana memberikan sambutan dalam acara ini. Ketua Komisi IV DPR-RI, Sudin dan Dendi Ramadhona selaku Bupati Pesawaran juga turut hadir dalam Bimtek ini.
“Badan Karantina Pertanian bertugas sebagai koordinator peningkatan ekspor produk pertanian. Barantan tidak dapat bekerja sendiri, butuh kerja sama dengan instansi terkait lainnya dan juga petani selaku produsen,” jelas Wisnu Haryana, Sekretaris Badan Karantina Pertanian.
“Kita harus memperhatikan keberlanjutan pertanian kedepannya. Nilai ekspor komoditas ekspor produk pertanian di Lampung dari tahun ke tahun saat ini menurun. Sehingga kita perlu berupaya untuk kenaikannya kembali,” terangnya.
Sementara itu Bupati Pesawaran dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada Karantina Pertanian karena sudah memberikan perhatian kepada petani kakao dan kopi di Kabupaten Pesawaran dengan menyelenggarakan Bimtek.
“Kakao di sini sebenarnya banyak, namun masih banyak dalam kondisi tanaman tua sehingga kita tidak tahu apakah masih mampu menghasilkan produksi yang baik,” ujar Dendi Ramadhona, Bupati Kabupaten Pesawaran.
“Begitu juga dengan kopi di daerah sini. Pesawaran banyak menghasilkan kopi, namun masih banyak yang diakui dari daerah lain. Inilah yang menjadi kendala petani di daerah ini. Harapan saya dengan adanya Bimtek ini kedepannya produksi kakao dan kopi di daerah ini bisa menjadi lebih baik dan ekspor kakao dan kopi dari Pesawaran meningkat,” terangnya.
Dalam sambutannya di Bimtek Akselerasi Ekspor Kopi dan Kakao di Kabupaten Pesawaran, Ketua Komisi IV DPR-RI memberikan pesannya kepada petani yang dapat hadir. “Penurunan nilai ekspor coklat daerah Lampung tahun 2022 ini mencapai 90% jika dibandingkan dengan nilai ekspor coklat Provinsi Lampung tahun 2021. Oleh karena itu saya menghimbau agar para petani yang hadir mengikuti bimtek ini bisa mengikuti dengan baik agar kita dapat kembali meningkatkan ekspor coklat Lampung di tahun mendatang,” pesan Sudin.
Di kesempatan ini juga Sudin juga menyerahkan bantuan bibit kakao kepada 10 kecamatan dan alat pertanian kesatu kecamatan di Kabupaten Tanggamus.(*)