lensareportase.com, PAMIJAHAN, KABUPATEN BOGOR – Menjelang penutupan puncak akhir tahun 2021 dan menyambut tahun baru 2022, para wisatawan yang ingin berkunjung dan menghabiskan akhir tahun di kawasan Halimun Salak Endah (GSE) pihak pengelola akan mewajibkan pengunjung untuk melakukan Scan QR Code aplikasi Peduli Lindungi di pintu gerbang masuk menuju kawasan wisata.
Berada dikampung Lokapurna Desa Gunung Sari Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor, pintu masuk menuju kawasan wisata Halimun Salak Endah (GSE) akan menerapkan wajib Scan QR Code aplikasi Peduli Lindungi bagi para pengunjung maupun wisatawan yang akan memasuki kawasan tersebut.
Dalam pantauan dilapangan pengelola bersama dari unsur muspika, Pol PP, Polsek, Koramil, TNGHS, serta Rescue GSE, Jumat (31/12/21).
Selain mewajibkan untuk Scan QR Code aplikasi Peduli Lindungi, para petugas yang berjaga mengecek pengunjung dan melakukan cek suhu tubuh dan memastikan pengunjung memakai masker, baik pengunjung wisatawan lokal maupun wisatawan luar wilayah dari Kabupaten Bogor yang datang.
Hal itu disampaikan Pengelola GSE Darul Dinar menyampaikan, sebelumnya pihaknya sudah menyiapkan berbagai persiapan dalam menghadapi puncak akhir tahun ini, terutama wisatawan yang hendak berlibur di kawasan GSE, salah satunya dengan menyiapkan barcode aplikasi peduli lindungi.
“Kami siapkan barcode peduli lindungi dan melakukan pembatasan pengunjung maksimalnya 25 persen, bila pengunjung tidak bisa memberikan bukti barcode peduli lindungi akan kami putar balikan kembali,”
Darul menuturkan, penerapan pemberlakuan dengan barcode aplikasi peduli lindungi tersebut sesuai dengan anjuran dari Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bogor dan ikut mendukung program pemerintah pusat dalam mengantisipasi dan saling jaga.
“ini sebagai bentuk pengelola objek wisata Gunung Salak Endah (GSE) sesuai serta ikut anjuran pemerintah dan suksesi saling jaga dan peduli,”
Lebih lanjut Darul mengungkapkan, adanya peningkatan pengunjung yang memasuki kawasan GSE melalui pintu masuk gerbang Lokapurna tersebut sekitar 10 persen.
“Objek wisata yang disuguhkan di kawasan GSE ini diantaranya banyak sekali dan terkenal dengan pemandian air panas, Air terjun atau curug-curug dan juga vila, tetapi untuk air terjun kita lakukan pembatasan para pengunjung, mungkin (pengunjung) hanya menikmati suasana kunjungan air saja,”
“Hal itu dilakukan sebagai bentuk antisipasi dan membuat persiapan-persiapan di beberapa titik jalur rawan khususnya, seperti tahun kemarin,”
Sementara itu, salah satu wisatawan asal Tangerang Anisa Trihapsari mengaku, dirinya mengapresiasi dengan yang dilakukan oleh pengelola GSE, dengan menerapkan adanya pemeriksaan di pintu masuk GSE ini, kita agar tetap patuh dan mendukung adanya pemeriksaan.
“Hal macam seperti ini wajar saja yah, karena sebagai bentuk kepedulian saling jaga atas sesama dan sangat mendukung juga dalam anjuran pemerintah”.(M.Janwar)