Sebanyak 5 KK Mengungsi Hindari Longsor di Wilayah Kabupaten Lombok Barat

lensareportase.com, Banjir terjadi di wilayah Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, pada Selasa (11/1). Peristiwa ini berlangsung setelah hujan dengan intensitas ringan hingga lebat pada pukul 23.30 waktu setempat atau Wita.

Kejadian ini menyebabkan banjir dan potensi tanah longsor. Banjir mengakibatkan 65 KK warga Desa Sengigi, Kecamatan Batu Layar, terdampak. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Barat juga melaporkan saat hujan lebat terjadi sebanyak 5 KK mengungsi sementara waktu. Mereka menghindari potensi longsoran di sekitar rumah. BPBD setempat membantu warga yang melakukan evakuasi sementara.

Merespons kejadian ini, pihak BPBD yang dibantu TNI, Polri, Basarnas, dinas pekerjaan umum dan penataan ruang, PMI dan Tagana bersiap siaga di lokasi terdampak untuk membantu para warga. Mereka yang terdampak dan mengungsi mendapatkan bantuan sembako dari pihak BPBD.

BPBD Kabupaten Lombok Barat melaporkan tidak ada korban jiwa atau pun luka-luka akibat peristiwa ini. Sedangkan kerugian material, tercatat ruas jalan pada 7 titik dengan total panjang 200 meter.

Berdasarkan prakiraan cuaca, pada hari ini dan esok (14/1) Kecamatan Batu Layar masih berpeluang hujan dengan intensitas ringan. Namun secara umum pada hari ini, Kamis (13/1), Provinsi Nusa Tenggara Barat berpeluang hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang.

Kecamatan Batu Layar termasuk salah satu dari 10 kecamatan di Kabupaten Lombok Barat yang berpotensi bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi.

Melihat potensi gerakan tanah, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengidentifikasi wilayah Kecamatan Batu Layar pada Januari 2022 ini memiliki potensi menengah hingga tinggi. Pada kecamatan lain, seperti Gunungsari dan Kediri, wilayah ini berpotensi gerakan tanah menengah hingga tinggi serta berpotensi banjir bandang.

Baca Juga :  Seorang Pemancing Menjadi Korban Tanah Longsor di Bogor

BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk selalu waspada dan siap siaga terhadap potensi bahaya hidrometeorologi basah, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang. Berbagai upaya pencegahan atau langkah penanganan dini dapat dilakukan di tingkat desa, misalnya identifikasi apabila ada retakan tanah, kerja sama antar desa di bagian hulu dan hilir, terkait dengan curah hujan yang terjadi, atau pun penentuan tempat evakuasi sementara.(*)

Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB

Related posts