lensareportase.com, Puncak peringatan HKAN Tahun 2021 mengusung tema“Bhavana Satya Alam Budaya Nusantara: Memupuk Kecintaan pada Alam dan Budaya Nusantara”. Tema ini didengungkan karena selaras dengan strategi pengembangan pariwisata alam, yaitu menekankan pada aspek Conservation, Community and Commodity. Melalui pendekatan pada aspek-aspek tersebut KLHK ingin masyarakat semakin mengenal alam sekaligus cinta pada budaya yang tumbuh di sekitar kawasan wisata alam tersebut.
Hal ini terungkap dalam sambutan Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Wiratno pada Pembukaan Peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) tahun 2021 di Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Teluk Kupang, Pantai Lasiana, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin, (22/11). Peringatan ini akan berlangsung selama tiga hari mulai tanggal 22 – 24 November 2021.
“Inilah saatnya masyarakat sebagai pelaku utama dalam pengelolaan konservasi dan budaya,” ujar Wiratno dalam sambutannya yang dibacakan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal KSDAE, Suharyono.
MelaluI pengembangan pariwisata alam yang mengutamakan pelibatan masyarakat lokal, KLHK berharap akan tercipta pariwisata alam yang berkualitas (quality tourism) dan berkembangnya wellness tourism. Dengan begitu durasi tinggal (length of stay) wisatawan meningkat. Hilirisasi industri pariwisata alam yang melibatkan banyak stakeholders dan digitalisasi UMKM dalam pemasaran dan promosi pun diharapkan ikut meningkat.
Hal ini penting untuk membantu membangkitkan sektor pariwisata yang memiliki multiplier effects yang tinggi terhadap perekonomian nasional secara umum dan masyarakat setempat secara khusus, utamanya dimasa Pandemi Covid 19 yang memukul semua sektor.
“Pelibatan masyarakat adat perlu ditingkatkan, budaya dan kearifan lokal menjadi modal utama dalam mengatasi krisis akibat Pandemi Covid-19 melalui pengembangan wisata alam,” imbuh Wiratno.
Pengelolaan jasa lingkungan, contohnya wisata alam di kawasan konservasi, pada beberapa tempat telah terbukti memberikan multiplier effects yang cukup besar, baik bagi masyarakat maupun pemerintah. Meskipun adanya penurunan PNBP bidang pariwisata alam selama tahun 2020 akibat pandemi Covid-19, namun setelah adanya reaktivasi obyek wisata alam di 106 TN/TWA, kegiatan pengusahaan periwisata alam berhasil menyerap sekitar 6.893 orang tenaga kerja, dan sampai dengan Bulan Oktober 2021 jumlah tersebut telah menyetorkan PNBP sebesar Rp.35,53 M.
“Adanya reaktivasi obyek wisata di kawasan konservasi tentu disyukuri para pelaku industri pariwisata alam seperti pengusaha hotel, homestay, pemandu wisata, porter, penyedia jasa transportasi, penjual makanan minuman, penjual souvenir dan lainnya yang selama ini berhenti beraktivitas karena adanya penutupan kawasan. Hal ini tentunya menyebabkan ribuan masyarakat sekitar kawasan terdampak dari sisi perekonomian,” jelas Wiranto.
Hal ini membuktikan bahwa tata kelola jasa lingkungan berbasis masyarakat merupakan peluang pemerintah untuk meningkatkan taraf perekonomian dan kompetensi masyarakat. “Selain itu, seiring dengan menguatnya perekonomian masyarakat, maka tekanan terhadap kawasan pun dapat berkurang. Dengan demikian, hutan lestari masyarakat sejahtera dapat terwujud,” tuturnya.
Puncak Peringatan HKAN 2021 kali ini juga diselenggarakan bersamaan dengan peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) 5 November 2021 yang mengusung tema “Keanekaragaman puspa dan satwa: aset dasar pemulihan ekonomi nasional. Tema HCPSN tersebut sangat berkaitan erat dengan kegiatan-kegiatan peringatan HKAN, seperti penyelamatan dan perlindungan Puspa dan satwa melalui pelepasliaran satwa liar dan penanaman pohon sebagai upaya pembinaan habitat, serta pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar untuk kesejahteraan masyarakat dan penerimaan pendapatan dan devisa negara.
Peringatan Puncak HKAN 2021 ini juga sekaligus menjadi Pembuka Pelaksanaan Jambore Nasional, Pameran Konservasi Alam dan Festival Taman Nasional/Taman Wisata Alam 2021. Dan pada hari terakhir akan diluncurkan aplikasi digital kawasan konservasi alam di Indonesia. Melalui aplikasi digital yang nanti dapat diunduh di Play Store dan AppStore, masyarakat dapat mengetahui daftar kawasan konservasi alam di seluruh Indonesia beserta dengan informasi bagaimana cara mencapainya, disertai dengan kemampuan untuk booking tiket dan reservasi secara online.
Reaktivasi obyek wisata alam di kawasan konservasi menjadi momentum penerapan reservasi yang memperhatikan penghitungan daya dukung kawasan melalui e-booking, menerapkan e-ticketing secara cashless and touchless untuk meningkatkan kenyamanan dan keselamatan pengunjung kawasan konservasi, menghindari mass tourism, serta sebagai salah satu tindakan pecegahan penyebaran Covid-19.
Hadir dalam pembukaan Peringatan HKAN 2021, Julie Sutrisno Laiskodat Anggota DPR RI Komisi IV dari Fraksi Partai NasDem, Sekretaris Daerah Provinsi NTT Benediktus Polo Maing, Tenaga Ahli Menteri LHK Bidang Pengembangan Generasi Muda dan Pramuka Pramu Risantho, serta para Kepala UPT KSDAE dari seluruh Indonesia.(*)
Biro Hubungan Masyarakat, KLHK