lensareportase.com, Washington D.C., 14 Agustus 2021 — Langgam Jawa merupakan bentuk adaptasi musik keroncong ke dalam musik tradisional Jawa, khususnya gamelan. Jenis musik ini rupanya banyak digemari warga Amerika. Terbukti, berbagai kalangan antusias mengikuti kelas bernyanyi Langgam Jawa yang diadakan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington, D.C.
Salah satu peserta dalam showcase tersebut adalah Andrea Decker, calon doktor bidang etnomusikologi dari Universitas California, Riverside. Nama Andrea cukup terkenal terutama di daerah Jawa Timur. “Kecintaan saya pada musik dangdut menuntun saya meneliti tentang dangdut koplo yang ada di Indonesia, khususnya di Jawa Timur,” ucap Andrea.
Bahkan, Andrea pernah tampil bersama grup musik dangdut Jawa Timur, Monata, dan secara spontan bernyanyi di depan ratusan penonton di Kota Pati, Jawa Tengah bersama dengan Sodiq, salah satu pentolan grup musik ini. Penggemar Evie Tamala ini mempunyai suara merdu dan sering tampil dalam beberapa acara yang diadakan KBRI Washington, D.C.
Doktor lulusan Universitas California, Davis, Gillian Irwin, didapuk menjadi pembawa acara pada malam itu. Gillian adalah seorang doktor bidang musikologi dengan judul disertasi A Moral Music Education: Indonesian National Values in Javanese Music Classrooms.
Acara showcase ini juga menghadirkan Brian MaGill yang merupakan seorang programmer komputer di Yorktown, Virginia. “Saya telah mempelajari gamelan sejak 1993 dan sudah banyak bermain gamelan dengan beberapa kelompok, salah satunya kelompok gamelan di Charlottesville,” jelas Brian. Dirinya juga mempunyai pengalaman bermusik yang tidak bisa diragukan lagi. Selain bermain gamelan, Brian juga hobi bermain saksofon, Klarinet dan Didgeridoo.
Keindahan musik gamelan dan lagu langgam pun juga menarik minat Nicole Shyong untuk mempelajarinya. Nicole adalah ahli kimia di Bettsville dan telah mempelajari sindenan selama dua tahun. “Saya juga sudah mempelajari Gamelan Bali dan Jawa sekaligus di kampus dan di KBRI Washington, D.C.,” ucap Nicole yang penampilannya malam itu sangat mencuri perhatian.
Showcase malam itu juga menghadirkan Zachary Cain, seorang mahasiswa yang tinggal di Rockville, Marryland. Zack memulai bermain gamelan dengan kelompok Gamelan Raga Kusuma ketika belajar Etnomusikologi di Universitas Richmond. “Setelah lulus, saya mengikuti program penelitian Dharmasiswa, dan belajar bernyanyi dan teknik instrumen gamelan di ISI Solo dan Istana Mangkunegaran Solo,” ucap Zachary. Dharmasiswa adalah program pertukaran mahasiswa asing ke Indonesia dan sebaliknya yang digelar Kemendikbudristek.
Sementara Yousufudin Glenn Cueto, salah satu peserta showcase, mempunyai pengalaman bermusik yang tidak sebentar. “Saya sering bermain dengan gamelan di Jawa Tengah selama enam tahun,” ucap pria yang bekerja di sektor finansial di Hickvile, New York.
Selain itu, Warga Indonesia yang tinggal dan menetap di Amerika juga tidak kalah semangat untuk mengikuti pagelaran virtual ini. Salah satunya adalah Endang Isnaini Saptorini. Pemilik suara halus nan merdu ini tinggal dan menetap di Arlington, Virginia sebagai editor media digital.
Warga Indonesia keturunan Jawa ini tergabung dalam sebuah anggota grup gamelan dan juga anggota grup dangdut di Amerika. “Saya tertarik mengikuti kelas menyanyi langgam virtual yang diadakan KBRI dikarenakan ketiadaan kegiatan gamelan secara tatap muka,” jelas Rini yang antusias mengikuti kelas.
Uniknya, ada seorang keturunan Batak yang juga menggemari nyanyi langgam dan sindenan, yaitu Evelinne Situmorang. Evelinne berasal dari Sumatera Utara yang sekarang tinggal dan menetap di Denver, Colorado. Dengan kebaya dan rambut bersanggul simpel, Evelinne menyanyikan lagu langgam bernuansa ceria. “Kehidupan saya yang sangat dekat dan dikelilingi masyarakat Jawa dengan segala kebudayaannya. Ini membuat saya memegang prinsip untuk terus semangat belajar, termasuk salah satunya belajar menyanyi langgam,” terang Evelinne.
Bukan hanya diikuti warga Amerika, showcase langgam kali ini juga diikuti Warga Negara Indonesia yang sudah malang melintang di dunia gamelan khususnya sebagai sinden. Jawinah, warga yang lahir dan dibesarkan di Jawa Timur, merupakan sinden di kelompok gamelan KBRI. Saat ini, Jawinah tinggal dan menetap di Arlington, Virginia. Dengan percaya diri, Jawinah menampilkan kepiawaiannya dalam menyanyi lagu langgam.
Selain Jawinah, Priyantini Warsi juga mencuri perhatian peserta yang hadir. Warsi juga seorang sinden di kelompok gamelan KBRI. Saat ini Warsi bekerja dan tinggal di Fairfax, Virginia sebagai pekerja mandiri. “Dibesarkan dalam keluarga dengan Budaya Jawa yang kuat membuat saya tidak asing dengan berbagai kebudayaan khas masyarakat Jawa termasuk gamelan dan menjadi sinden,” jelas Warsi.
Sementara itu, sinden andalan di setiap penampilan gamelan KBRI Washington, D.C., Sopiyah Sukadi turut memeriahkan acara. Sopiyah juga sering pentas dengan berbagai kelompok gamelan di Kawasan D.C., Maryland dan Virginia (DMV). Tak hanya itu, Sopiyan juga merupakan biduan dangdut dari Komunitas Dangdut Indonesia di Amerika Serikat.
Penampil terakhir adalah Supriyono, seorang Warga Jawa Timur yang tinggal dan menetap di Arlington, Virginia sebagai Penyiar di Voice of America (VoA). Dengan penuh penghayatan, Supriyono menyanyikan salah satu lagu langgam lengkap dengan blangkon khas Jawa, yang membuat penonton terkesan.
Acara virtual yang digelar Senin (9/8) ini berhasil mendapat tempat tersendiri di hati peserta yang hadir. Kegiatan yang secara rutin digelar setiap semester ini juga ditujukan dalam rangka menyambut HUT ke-76 RI dan sekaligus merayakan peringatan ke-73 hubungan diplomatik Indonesia dan Amerika Serikat, yang diharapkan ke depannya, hubungan kedua negara semakin hangat dan kuat.
Untuk mengakses rekaman Facebook Live Virtual Showcase Javanese Langgam Singing Class, dapat melalui tautan https://bit.ly/fb-show-langgam.(*)
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi