Ibu menyusui dianjurkan untuk tidak stres karena dapat membuat produksi ASI menurun. Saat stres, kadar hormon prolaktin dan oksitosin akan terdampak. Padahal, kedua hormon ini berperan dalam produksi ASI.
Bagaimana stres bisa memengaruhi produksi ASI?
Tidak dapat dipungkiri, stres bisa hadir dalam setiap fase kehidupan manusia. Penyebab stres pun berbeda-beda pada tiap individu, baik itu situasi maupun masalah tertentu, termasuk dalam proses menyusui. Tingkat stres yang tinggi pada ibu menyusui bisa menyebabkan kesulitan pada refleks let-down ASI. Hal ini bisa membuat produksi ASI menurun.
Stres bisa membuat produksi ASI menurun
Let down reflex atau milk ejection reflex (MER) adalah reaksi alami yang terjadi di tubuh ibu saat bayi menyusu. Ketika bayi menempel pada payudara ibu dan mulai mengisap, ia mengirim pesan ke otak ibu untuk melepas hormon prolaktin dan oksitosin. Hormon inilah yang memproduksi dan memicu pelepasan ASI. Saat ibu menyusui merasa stres, kadar hormon oksitosin akan terganggu jumlahnya dalam tubuh. Akibatnya, produksi ASI pun akan berkurang dan membuat bayi tidak mendapat cukup ASI.Bahkan, stres pada ibu menyusui yang berlangsung setiap hari telah dihubungkan dengan kondisi penyapihan dini.Padahal, dalam Advances in Preventive Medicine mengatakan bahwa proses menyusui sebenarnya dapat membantu menurunkan stres. Ketika menyusui, tubuh Anda akan melepaskan hormon yang dapat meningkatkan relaksasi, rasa cinta, dan ikatan kepada bayi (bonding).
Penyebab stres pada ibu menyusui
Stres pada ibu menyusui bisa menurunkan produksi ASI. Mengetahui penyebab stres pada ibu menyusui mungkin bisa membantu Anda untuk mencegah atau mengantisipasinya.Beberapa hal berikut ini diketahui bisa meningkatkan stres pada ibu menyusui yang menyebabkan produksi ASI berkurang, antara lain:
1. Pengalaman buruk saat melahirkan
Rasa sakit saat melahirkan sering kali menjadi penyebab stres pada ibu menyusui. Kondisi ini dapat menyebabkan post-partum depression. Belum pulih rasa sakit tersebut, beberapa wanita juga mengalami nyeri pada puting atau payudara yang bengkak. Hal ini semakin membuat tidak nyaman sehingga menyebabkan stres pada ibu menyusui.Kelahiran yang tidak sesuai rencana hingga berujung operasi caesar yang tak terduga juga bisa menyebabkan ibu merasa tertekan.
2. Rasa malu dan cemas berlebihan
Beberapa wanita mungkin tidak nyaman ketika harus memperlihatkan payudaranya pada saat melahirkan, terutama saat melakukan inisiasi menyusui dini (IMD). Ini bisa menjadi faktor penyebab stres saat menyusui. Padahal, IMD merupakan salah satu faktor penting yang dapat memengaruhi keberhasilan ASI eksklusif.
3. Tidak percaya diri dalam proses menyusui
Keinginan memberikan yang terbaik untuk sang buah hati sering kali membuat ibu merasa khawatir terhadap kemampuan mereka menyusui. Tanpa sadar, kekhawatiran berlebih terhadap kualitas ASI, cukup tidaknya ASI justru jadi penyebab stres pada ibu menyusui, yang dapat membuat produksi ASI sedikit.
4. Masalah saat menyusui
Masalah payudara saat menyusui dapat membuat ibu stres dan menurunkan produksi ASI
Masalah saat menyusui bisa membuat ibu stres dan produksi ASI menurun. Terkadang bayi kesulitan dalam menempel mulutnya pada puting ibu, terlebih jika terjadi pembengkakan dan nyeri payudara. Belum lagi berbagai masalah payudara yang mungkin terjadi saat menyusui, seperti mastitis. Hal ini bisa membuat frustrasi dan stres, sehingga memengaruhi produksi ASI.
5. Kelelahan
Selain lelah pascamelahirkan, seorang ibu juga sering kali merasa kelelahan dalam mengurus bayi. Tidak heran, seorang ibu harus stand by kapan pun saat bayi membutuhkannya. Ini juga bisa memicu stres pada ibu dan menjadi penyebab produksi ASI berkurang.
6. Masalah sosial-ekonomi
Sosial-ekonomi menjadi faktor umum penyebab stres, termasuk pada ibu menyusui. Adanya tekanan sosial dari media sosial atau keluarga terhadap cara atau kebiasaan dalam proses kehamilan, melahirkan, menyusui, bahkan mengurus anak turut menjadi penyebab stres. Belum lagi pengeluaran yang besar selama fase kehamilan hingga kelahiran juga andil dalam memengaruhi tingkat stres ibu.
Cara melancarkan produksi ASI
Berolahraga dapat membantu mengatasi stres sehingga produksi ASI kembali normal
Mengatasi stres adalah cara utama memperlancar produksi ASI yang disebabkan oleh stres. Stres mungkin tidak bisa Anda hindari dan penyebabnya pun berbeda pada tiap individu.Jika stres yang Anda rasakan berhubungan dengan kekhawatiran Anda terkait jumlah ASI, tanamkan dalam pikiran bahwa ASI Anda akan cukup, sambil terus menyusui bayi Anda.Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi stres saat proses menyusui, antara lain:
- Memahami proses menyusui
- Memahami peran baru sebagai ibu dan menerima bahwa tidak semuanya selalu berjalan lancar
- Mengenali penyebab stres
- Mempersiapkan diri akan segala kemungkinan, bahkan yang terburuk
- Merawat dan menjaga kebersihan diri
- Makan makanan yang bergizi dan minum yang cukup
- Istirahat yang cukup
- Meluangkan waktu sejenak untuk diri Anda
- Latihan pernapasan dan meditasi agar pikiran lebih tenang
- Lakukan olahraga ringan, yoga misalnya, untuk membangkitkan hormon bahagia
- Berbicara dengan orang terdekat atau profesional
- Hindari rokok dan alkohol
Selain mengatasi stres, Anda juga mungkin bisa melakukan beberapa cara berikut untuk memperbanyak produksi ASI, seperti:
- Makan makanan penambah ASI, seperti daun katuk
- Menyusui bayi lebih sering
- Memompa ASI di antara jam menyusui
Catatan dari SehatQ
Mempersiapkan diri dalam menghadapi stres dengan mengenali penyebab dan cara koping bisa membantu Anda mengatasi dan mencegah stres ketika menyusui. Stres bukan hanya berdampak pada ibu, tetapi juga pada bayi. Stres bisa memperlambat aliran ASI bahkan terhentinya produksi ASI. Hal ini bisa membuat bayi kehilangan kesempatan mendapatkan makanan terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangannya.Selain itu, kondisi emosional ibu kadang kala dapat dirasakan oleh bayi. Sebab, bayi mulai mengenal kondisi dan lingkungan sekitarnya lewat respons yang diberikan oleh orang yang merawat mereka.Stres terus-menerus tentu dapat berdampak bagi perkembangan si kecil.