“Ini sejalan dengan upaya kita di Indonesia yang sedang menyiapkan konsep kerja Zero Waste, Zero Emission, seperti halnya kita bekerja dalam hal hutan dan penggunaan lahan dengan konsep kerja FOLU netsink 2030,” jelas Menteri Siti.
Pada kesempatan ini, KLHK juga menyampaikan apesiasi penghargaan kepada beberapa tokoh penggiat Bank Sampah yang telah menunjukkan kinerja terbaiknya dalam pengelolaan sampah di lingkungannya. Bank Sampah memiliki peran strategis sebagai sarana edukasi, instrumen perubahan perilaku masyarakat dan moda penerapan ekonomi sirkular di Indonesia dalam rantai nilai pengelolaan sampah. Keberadaan Bank Sampah dapat menjadi salah pintu masuk terpilihnya sampah di sumber, menentukan ketersediaan dan kualitas sampah sebagai materi daur ulang sebagai upaya pemenuhan bahan baku industri daur ulang dalam negeri.
Selain itu Bank Sampah juga merupakan mitra strategis dalam penerapan kewajiban produsen dalam pengurangan sampah. Menurut data Sistem infrmasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), jumlah Bank Sampah di Indonesia saat ini telah mencapai 25.540 unit.
“Apresiasi setinggi-tingginya kami sampaikan kepada pengelola Bank Sampah atas ketulusannya dalam kerja- kerja edukasi untuk pemahaman bagi masyarakat mengurangi sampah di sumber-nya, memilah sampah di rumah. Tentu saja ada peran penggerak Bank Sampah yang juga penting di sini, untuk itu saya sampaikan ucapan terima kasih,” ucap Menteri Siti.
Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 KLHK, Rosa Vivin Ratnawati, pada laporannya kepada Menteri LHK, menyampaikan bahwa dalam FPSN akan diselenggarakan beberapa kegiatan antara lain: (1) Showcase pameran yang diikuti oleh 47 exhibitor; (2) Forum Seminar atau Focus Group Discussion; (3) Dialog dan talk show; (4) B2B Business Matchmaking; (5) Expert stage dalam mendukung Advanced Product Presentation; (6) Temu Profesi, (7) Social Events; serta kegiatan menarik lainnya.