lensareportase.com, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), bekerja sama dengan para mitra membangun pusat penyelamatan satwa liar dilindungi di Kabupaten Langkat, Sumatra Utara. Pusat penyelamatan satwa ini diberi nama Sumatran Rescue Alliance (SRA) hasil sinergi antara KLHK melalui Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Sumatra Utara dan Balai KSDA Aceh, bersama dengan organisasi Orangutan Information Center (OIC), serta Orangutan Project.
SRA mulai dibangun pada tahun 2020, di Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara. Hingga saat ini telah terdapat beberapa satwa yang berhasil diselamatkan antara lain, 4 Owa ungko (Hylobates agilis), 1 Owa sarudung (Hylobates lar), 14 Siamang (Symphalangus syndactylus), 2 orangutan (Pongo abelii), serta 3 beruang madu (Helarctos malayanus).
Saat ini di wilayah kerja BBKSDA Sumatera Utara bertambah menjadi 4 Lembaga Konservasi Khusus diantaranya, Pusat Rehabilitasi orangutan Mbatubelin, Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatra Barumun, Pusat Penyelamatan Satwa Sibolangit.
Wakil Menteri (Wamen) LHK, Alue Dohong berkesempatan meresmikan SRA secara langsung di Langkat, Sumatra Utara (12/1/2022). Wamen Alue Dohong pada arahannya mengapresiasi atas upaya perlindungan dan penyelamatan satwa di Sumatra Utara melalui terbangunnya SRA. Menurutnya, manusia memiliki tugas dan kewajiban untuk melindungi alam.
“Upaya ini merupakan wujud atas kewajiban kita sebagai manusia untuk melindungi alam, saling eksis dan hidup berdampingan dengan satwa, karena tanpa satwa-satwa tersebut maka ekosistem akan terganggu, dan berpotensi memunculkan konflik antar manusia dengan satwa,” ungkap Wamen Alue Dohong.
“Hutan tidak diciptakan Tuhan hanya untuk manusia saja, namun juga untuk makhluk ciptaan-Nya yg lain,” tambahnya.
Wamen Alue Dohong juga menegaskan bahwa pemerintah sebagai simpul koordinasi dan negosiasi bagi seluruh pemangku kepentingan, sangat terbantu atas sinergi dari berbagai pihak. Dirinya berharap semua pihak dapat berkolaborasi agar dapat saling berbagi pengetahuan, sumber daya, dan sebagainya, sehingga upaya penyelamatan satwa menjadi kuat secara bersama-sama.
Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik, KLHK, Indra Eksploitasia yang juga hadir pada peresmian ini melaporkan bahwa SRA merupakan salah satu dari empat pusat penyelamatan satwa yang ada di Sumatra Utara. Selain SRA, terdapat juga Pusat Rehabilitasi orangutan Mbatubelin, Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatra Barumun, Pusat Penyelamatan Satwa Sibolangit.
Kemudian, Steering Commitee SRA, Panut Hadisiswoyo mengungkapkan bahwa pihaknya sangat mendukung program pemerintah untuk melindungi dan menyelamatkan satwa liar yang dilindungi di Indonesia. Bersama Balai Besar KSDA Sumatra Utara, SRA melakukan penyelamatan satwa mulai dari penampungan, rehabilitasi serta habituasi untuk reintroduksi kembali ke alam liar.(*)
Biro Hubungan Masyarakat, KLHK