Viper Snakes Ular Berderik Merah Masih Terjaga Habitatnya Di Wisata Situgunung

{"remix_data":[],"remix_entry_point":"challenges","source_tags":["local"],"origin":"unknown","total_draw_time":0,"total_draw_actions":0,"layers_used":0,"brushes_used":0,"photos_added":0,"total_editor_actions":{},"tools_used":{},"is_sticker":false,"edited_since_last_sticker_save":false,"containsFTESticker":false}

Lensareportase.com-Sukabumi
Resort situgunung kembali menemukan jenis viper snakes, ( ular bungka / biduda / Puniceus. Sejenis kelompok ular derik berbisa dan mematikan,
Ditemukan pada saat herping bersama Siswa PKL dari, Sekolah Menengah Kejuruan Kehutanan ( SMKK ) Negeri 3 Pandeglang. Kegiatan tersebut merupakan sebuah keilmuan dan kepiawaian rimbawan yang harus dimiliki, sehingga dapat mengenali satwa satwa liar khususnya, raptil dan ampibi. Jum’at 04/09/24.

Asep Suganda Selaku Kepala Resort Situgunung balai besar TNGGP. Saat ditemui di ruang kerjanya Asep mengatakan bahwa, reptil tersebut di temukan saat Herping bersama SMK Kehutanan negeri Pandeglang

“Kami menemukan ular jenis ular berderik dengan nama Viper snakes atau nama latinnya puniceus atau masyarakat lokal sering menyebutnya Ular bungka, kami temukan saat ular tersebut sedang berburu makanan, Seperti yang di temukan pada saat herping hari jum’at pukul 19 00.wib. Sampai dengan 23.000 di resort PTN Situgunung pada kawasan Zona Pemanfaatan,” ujar Asep kepada wartawan. Minggu 06/09/24.

Raptil beracun tersebut di perkirakan memiliki ukuran sekitar 70 cm dan berjenis kelamin betina.

“raptil tersebut di temukan oleh tim herping sepertinya habis berburu mangsa, yang terlihat dari perutnya teranalisa habis makan mangsa, dengan perkiraan panjang sekitar 70 centi meter dan berjenis kelamin betina” tambahnya.

Asep Suganda juga mengungkapkan bahwa Kebiasan ular Viper tersebut keluar dan berburu pada malam hari, dengan mangsa buruan seperti kodok, katak dan jenis ampibi lainnya.

“Biasanya ular jenis ini keluar mencari mangsa pada malam hari dan makanan utama ular tersebut adalah tikus hutan, Kodok, katak, yang sangat melimpah keberadaannya di situgunung, sehingga ketersediaan makanannya tidak terganggu.
Dengan adanya habitat raptil dan ampibi yang jumlah nya lebih dari 7 species, ilmuwan mengatakan bahwa hutan ini dikatakan hutan sehat, artinya siklus rantai makanan nya tidak terganggu, di perkuat dengan adanya burung predator, seperti elang jawa elang brontok, elang hitam dan predator lainnya.” jelas Asep.

Baca Juga :  Kemnaker Fasilitasi Pertemuan Manajemen PT PLN dan Pekerja pada Perusahaan Mitra PT PLN Selesaikan Pembayaran THR

Masih kata Kepala Resort Situgunung, Asep Suganda, “Bahaya akibat dari gigitan ular viper puniceus tersebut atau dengan nama daerahnya sering di sebut ular bungka atau biduda dengan ciri-ciri pisik berkepala segitiga, gigitannya bisa mengakibatkan kulit melepuh, terhentinya detak jantung dan bila tidak tertangani dalam 24 jam bisa mengakibatkan kematian, tetapi jangan khawatir satwa liar tidak berbahaya bila tidak di ganggu,”.

Ada beberapa Species ular di Hutan Situgunung TNGGP, seperti jenis kobra, Siput, ular daun, Ular cabe, ular welang, ular kawat, dan sanca kembang / atau jenis phyton. Dan untuk jenis Ampibi seperti katak budug, katak pasir, katak merah, katak serasah bertanduk, katak serasah mata belo, kodok budug, kongkang kolam, kongkang racun, Katak daun, dan sejenisnya yang masih terjaga habitatnya di alam Hutan Situgunung
As/smi.

Related posts