Lensareportase.com-Sukabumi
Ratusan Massa Warga Desa Cipetir menggelar aksi Demo tuntut Kades Mundur Dari Jabatannya, hal tersebut berawal dari ketidakpuasan masyarakat atas kinerja pemerintah Desa dalam menjalankan anggarang, salah satunya penggunaan Dana Desa bidang infrastruktur dan lainnya, warga menilai ada ketidak sesuaian pelaksanaan pembangunan Jalan yang dalam Papan proyek volume ketebalan memiliki 15 cm.
Dugaan korupsi tersebut mencuat setelah beberapa warga mengamati hasil pembangunan rabat beton jalan desa sepanjang 440 meter, lebar 3 meter, dan tinggi 15 cm, yang dibiayai dengan dana desa sebesar Rp 350 juta. Namun, menurut warga, proyek tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi, terutama terkait ketebalan jalan yang tidak merata. Sejumlah titik banyak di temukan hanya memiliki ketebalan antara 8 hingga 11 cm, jauh dari ketentuan yang ditetapkan dan membuat warga meluapkan kekecewaannya pada Senin pagi 18 November 2024.
Aksi Demo yang di gelar di depan kator Desa Cipetir, di lakukan warga dari 7 ke RW an Tersebut, sedikitnya ada sekitar 300 warga dengan membawa poster dan spanduk kritikan bagi Kepala Desa. Tak hanya warga masyarakat Desa Cipetir, aksi tersebut mendapat pengawalan mahasiswa dan LSM Kompak DPC Kadudampit. Meski di guyur hujan massa terus menyuarakan tuntutannya agar mendapat jawaban dari pemerintah Desa.
Menurut Umar salah satu koordinator Aksi dirinya menyampaikan bahwa warga sudah geram dengan ketidakpuasan pengelolaan anggaran Dana Desa.
“Kami menuntut kemunduran, terutama terbuka tranparansi anggaran dari pemerintah Pusat, hampir 2 miliyar dua ratus tiga puluh empat juta, tapi yang terealisasi ini di luar dari pada angaran tersebut, ada yang berjalan tiga tahap, ada yang ke satu ke dua, dan ini yang kami bongkar itu yang ke tiga, ini tahap ke tiga terindikasi dari titik lima belas ketebalan ya, hasil koring mengatakan bahwa ketebalan jalan tersebut hanya 8 centi, tujuh centi, koring itu alat mengukur ketebalan dan akhirnya si kades pun mengakui atas kesalahannya,” ujar Umar.
“Ini sebenarnya kalo di bongkar banyak maka kami desa cipetir butuh kejelasan, butuh transparan, butuh bidang kesehatan untuk masyarakat kami,” tambahnya
Umar juga mwngatakan bahwa aksi terawbut di ikuti, ibu ibu, anak-anak sekolah, mahasiswa, makanya kami bergerak tidak akan kami biarkan terus dan terus merauk untuk memperkaya diri, rakyat akan menjadi korban. Pungkas Nya.
Di konfirmasi usai aksi. Kepala Desa Cipetir Dody wijaya menanggapi bahwa aksi tersebut sebagai momentum bukti aspirasi
“Itu sagat Fantastis, di hati saya, saya jadikan satu momentum bahwa bukti demokrasi penegakan aspiraai sangat tersampaikan kepada siapapun itu jabatannya,” jawab Kades.
Di tanya terkait keterbukaan anggaran yang sebelumnya di tanyakan warga kaitan RAB, dua kali audiensi. Kades mengatakan bahwa itu alas dasar hak Pemdes dalam evaluasi
“Betul mereka sudah melakukan audiensi sebanyak dua kali, ke kami disini juga, ke BPD juga tentang alas dasar kami tentang evaluasi, karna pembangunan juga dari masyarakat untuk masyarakat, evaluasi kami misalnya saat di tetapkanlah, ataupun kekurangan, ataupun kesalahan kami, kami manusiawi, tapi yang menjadi dasar hukum kami adalah inspektorat yang menentukan.” sambung Kades.” Terangnya.
Aksi tersebut mendapat pengamanan dari aparat Kepolisian sekitar 100 personel ganungan Polsek Kadudampit, Polsek Cisaat, dan Polsek Gunung guruh Polres Sukabumi Kota aksi berjalan kondusif.
Warga berniat akan melaporkan indikasi tersebut ke pihak penegak hukum
As/smi.