Direktur Eksekutif Lembaga Kemanusiaan Indonesia CARE yang dalam hal ini sebagai Ketua Panitia Hari Relawan Internasional 2023 Lukman Azis Kurniawan mengemukakan selain giat interaktif melalui alat utama sistem ketangguhan bencana (alusista bencana) dan simulasi langsung dengan virtual reality kebencanaan, terdapat beragam jenis kegiatan lain seperti voulenteer expo dan camp, workshop, seminar, donor darah serta lelang amal lukisan untuk Palestina.
“Para peserta bisa merasakan goncangan dan situasi bencana seperti bencana aslinya dan berkesempatan lebih mengenal peralatan penanggulangan bencana,” pungkas Lukman.
Ketua Squad PBI Subur Rojinawi turut menyampaikan peringatan Hari Relawan Internasional dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya oleh organisasi relawan. Kali ini lokasi yang dipilih adalah Bogor. Berdasarkan kajian risiko melalui InaRisk, Bogor memiliki tingkat potensi bahaya bencana banjir dan tanah longsor pada tingkat sedang hingga tinggi.
“Tiga tahun berturut-turut sebelumnya kita selenggarakan hanya berupa apel relawan di Cibubur. Tahun ini sesuai arahan BNPB, konsepnya kita ubah menjadi lebih edukatif dan melibatkan peran serta masyarakat di lokasi dengan kerentanan bencana sehingga lebih aplikatif,” jelas Subur.
Hari Relawan Internasional untuk Pembangunan Ekonomi dan Sosial diadopsi oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Resolusi A/RES/40/212 pada 17 Desember 1985. Sejak saat itu, pemerintah dari berbagai negara, PBB, dan organisasi masyarakat sipil telah berhasil bergabung menjadi sukarelawan di seluruh dunia. Hal ini untuk merayakan Hari Sukarelawan Internasional setiap tanggal 5 Desember. Peringatan ini merupakan momen bagi para individu dan organisasi relawan untuk mempromosikan kontribusi mereka terhadap pembangunan di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Dengan menggabungkan dukungan PBB serta mandat dari akar rumput, Hari Sukarelawan Internasional menjadi kesempatan unik bagi orang-orang dan organisasi sukarelawan untuk bekerja dengan lembaga pemerintah, lembaga nirlaba, kelompok masyarakat, akademisi, dan sektor swasta.