lensareportase.com, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) terus menggerakan berbagai program akselerasi yang dapat meningkatkan stok pangan nasional sekaligus pendapatan rumah tangga petani guna menghadapi tantangan krisis pangan dunia akibat cuaca ekstrim. Salah satunya menggelar pelatihan literasi keuangan bagi perwakilan rumah tangga petani sekaligus pelatihan teknis bagi penyuluh dan bimbingan teknis Smart Farming dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi petani.
“Saat ini kecukupan pangan menjadi super prioritas mengingat terjadinya krisis pangan global dan di Indonesia sudah kita rasakan adanya gejolak harga bahan pangan. Agar peluang ini dapat mendorong kesejahteraan petani, maka petani harus mampu mengelola dan merencanakan keuangan rumah tangga dan usaha tani saat ini maupun di masa mendatang,” demikian dikatakan Mentan SYL pada pembukaan pelatihan tersebut di Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku di Gowa, Sabtu (20/8/2022).
SYL menjelaskan sektor pertanian adalah sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan sebab jika ingin masyarakat kesejahtera dan negara kuat, jawabanya adalah pertanian. Terbukti, satu-satunya sektor yang menyelamat perekonomian nasional akibat dampak pandemi covid 19 hanya sektor pertanian dan bahkan perekonomian dunia termasuk Amerika mengalami kontraksi.
“Oleh karena itu, bagi Kementan program akselerasi seperti pelatihan literasi ini penting untuk membangun konsepsi perencanaan yang terstruk terukur, terprogram dan visible. Sehingga berapa modal dan keuntungan terlihat sehingga pelatihan ini sangat penting untuk membangun cash flow ke depan,” jelasnya.
“Selain itu, pelatihan ini pun penting untuk membangun mindset baru, cara budidaya, prilaku petani yang lebih adaptif terhadap berbagai tantangan. Dengan begitu, usaha peningkatan produksi tidak terhambat dan kesejahteraan petani pun terjamin,” pinta SYL.
Mantan Gubernur Sulsel dua periode ini menambahkan pelatihan ini juga sangat penting adanya agresivitas pembangunan pertanian. Terutama dapat memahami lebih luas sekaligus mengakses lebih besar Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang digulirkan pemerintah, karena hingga saat ini sektor pertanian terakses dengan KUR dengan hasil yang baik.
“Oleh karena itu, ini menjadi titik sentral dan memperkuat KUR pada semua jenis komoditi pertanian. Bapak Presiden Jokowi telah menginstruksikan semua Bank untuk menggulirkan KUR lebih agresif. Kredit KUR yang macet di tahun 2022 ini hanya 0,06 persen dan tahun sebelumnya 0,03 persen. Ini menunjukan petani cukup displin dan tulus mengelola dana KUR,” tutur SYL.
Bersamaan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan pelatihan literasi keuangan bagi rumah tangga petani bertujuan untuk memberikan pemahaman dalam penerapan pengelolaan keuangan rumah tangga dan usaha tani. Selanjutnya untuk meningkatkan rasa percaya diri rumah tangga petani sasaran dalam mengakses dan menggunakan fasilitas layanan keuangan KUR dan produk keuangan lainnya.
“Pelatihan ini didukung oleh IFAD untuk mensukses program Rural Empowerment And Agricultural Development Scaling Up Initiative (Readsi). Tujuanya untuk mengelola kewirausahaan dan memberdayakan rumah tangga pedesaan dengan keterampilan dan percaya diri. Sehingga terjadi peningkatan pendapatan dan mata pencaharian rumah tangga petani secara berkelanjutan,” terang Dedi.
Perlu diketahui, pelatihan ini dilakukan secara off-line dan virtual dengan jumlah peserta sebanyak 9.492 orang dari 2.373 kelompok yang tersebar di 342 desa, 120 kecamatan, 18 kabupaten dan 6 provinsi lokasi Program READSI.(*)