lensareportase.com, MOJOKERTO – Peningkatan derajat kesehatan di desa salah satunya adalah dengan memenuhi kebutuhan dasar pelayanan kesehatan bagi desa-desa di Indonesia. Program satu desa satu perawat menjadi solusi alternatif bagi peningkatan layanan kesehatan bagi warga desa di Indonesia.
“Keberadaan perawat desa sangat penting dan merupakan barang bagus. Adanya perawat desa adalah satu langkah yang bagus bagi desa-desa di seluruh Indonesia. Jadi yang perlu kita catat adalah barang bagus, meskipun bagus, tapi kalau tidak dipromosikan tidak ada orang tahu bahwa itu barang bagus,” ujar Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar saat menghadiri Silaturahmi dengan Perawat Desa dan Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPD PPNI) Kabupaten Mojokerto di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Sehat PPNI Mojokerto pada Jumat (27/5/2022).
Dalam sambutannya, pria yang akrab disapa Gus Halim ini bertekad mempromosikan perawat desa ke seluruh desa-desa di Indonesia. Tujuannya agar desa-desa seluruh Indonesia mewujudkan keberadaan perawat di desa, sehingga keberadaan perawat di desa tidak hanya ada di Jawa Timur. Lebih lanjut, Gus Halim juga membuka kemungkinan pemanfaatan dana desa untuk memfasilitasi rekrutment dan kebutuhan perawat desa, tujuannya agara terjadi peningkatan layanan kesehatan di desa serta berbagai sarana penunjang maupun inovasi dibidang kesehatan di desa.
“Saya bertekad, sejak hari ini akan mempromosikan perawat desa. Kalau perlu nanti akan saya masukan di dalam prioritas penggunaan dana desa, agar desa-desa bisa memberikan fasilitas untuk kepentingan perawat desa,” ungkapnya.
Untuk mempercepat terwujudnya satu desa satu perawat, Gus Halim membeberkan beberapa langkah yang akan ditempuh, Pertama satu desa satu perawat menjadi salah satu prioritas program dan kegiatan dalam pemanfaatan dana desa, caranya dengan mengatur dalam Permendesa PDTT tentang prioritas penggunaan dana desa tahun 2023. Yang kedua, membangun koordinasi yang intensif dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Nasional untuk berbagi data terkait yang dibutuhkan. Yang ketiga, Gus Halim juga akan berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan agar perawat desa bisa masuk dalam program Kementerian Kesehatan, paling tidak untuk RPJP Tahun 2025-2045.
“Nanti saya akan berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan supaya perawat desa bisa masuk dalam kebijakan nasional. Karena memang faktanya, luar biasa pengabdiannya dari para perawat desa,” tegas Gus Halim.
Selain itu, untuk mengkampanyekan keberadaan perawat di desa serta memberikan penghargaan, mengapresiasi dan memotivasi perawat di desa dan pemerintah desa, Gus Halim berjanji akan mendiskusikan dan melaksanakan kegiatan bersama dengan Pemerintah Kabupaten Mojokerto, yang bentuknya dapat berupa fertival atau lainnya.
“Targetnya adalah nendangkan (lebih menggaungkan isu) perawat desa dari Kabupaten Mojokerto. Nanti tidak tahu apa bentuknya, tapi akan saya bikin atas nama Menteri Desa, akan bikin acara atau festival atau lomba atau apa yang penting khusus untuk bikin tendangan atau kick-off perawat desa dari Kabupaten Jawa Timur,” pungkasnya.
Dalam kegiatan tersebut, turut hadir mendampingi Gus Halim, Ibu Lilik Umi Nasriyah, Wakil Bupati Mojokerto Muhammad Al-Barra, Ketua DPRD Kabupaten Mojokerto Ayni Zuroh serta jajaran Forkopimda Kabupaten Mojokerto.(*)
Humas Kemendes PDTT