Kampar – Aktivitas pembukaan lahan di kawasan hutan Kampar Kiri dan Suaka Margasatwa (SM) Rimbang Baling untuk dijadikan perkebunan masih terus berlangsung oleh sejumlah oknum. Berdasarkan citra satelit, kerusakan kawasan hutan SM Rimbang Baling telah mencapai lebih dari 5.000 hektar, sementara di daerah KPH Kampar Kiri, kerusakan lebih dari 30.000 hektar. Kamis (20/02/2025)
Pada Jumat, 31 Januari 2025, Tim Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Riau melakukan penangkapan eskavator di Desa Sungai Sarik dan Sungai Rambai, Kecamatan Kampar Kiri. Salah seorang pengurus eskavator yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kepada awak media bahwa aparat membawa tiga orang ke Polsek Kampar Kiri pada sore harinya.
“Kami tidak berani mendekat, dan masing-masing pemilik alat serta pengurusnya segera menyembunyikan alat beratnya. Semua eskavator telah disembunyikan,” ujarnya.
Di tempat terpisah, awak media mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa di Kawasan Hutan SM Rimbang Baling, Kecamatan Kampar Kiri, beberapa eskavator juga telah disembunyikan oleh pemiliknya.
“Saat kami pulang dari kebun, kami melihat eskavator bergerak ke arah salah satu kebun milik seorang dokter. Kami sempat memfoto eskavator tersebut. Informasinya, mereka kebal hukum, ada dugaan koordinasi mereka ke Polda,” ungkap seorang warga.
Bukan rahasia umum lagi bahwa di Kampar dan Kuantan Singingi (Kuansing) banyak alat berat jenis eskavator yang digunakan untuk pembukaan lahan kawasan hutan maupun aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI). Dengan luasan ribuan hektar yang terdampak, mustahil kegiatan ini dilakukan secara manual.
Hal ini menimbulkan pertanyaan besar:
- Apakah aparat penegak hukum setempat tidak mengetahui aktivitas ilegal ini?
- Apakah tidak ada laporan dari masyarakat kepada APH atau pihak kehutanan terkait masalah ini?
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak kepolisian atau instansi terkait mengenai langkah lebih lanjut dalam menindak aktivitas ilegal yang merusak lingkungan tersebut.(Tim Riau)