lensareportase.com, Cibungbulang, Kabupaten Bogor – Terkait kejadian diciaruteun udik, Dimana dalam kegiatan Pramuka tersebut menewaskan salah satu putra dari SDN Cijujung 02 desa Cijujung akibat tersambar Petir, Menurut Irfan Selaku Sekretaris FM3D “Kita sebagai lembaga atau forum masyarakat tiga desa sangat menyayangkan adanya kejadian itu karena memang ada indikasi kelalaian, Saya melihat lokasi tenda itu ada ditengah tengah persawahan karena area nya datar ada tenda tenda yang agak tinggi dari pada dataran itu sehingga mengundang adanya petir dan tidak adanya anti petir, Kalau masalah petirnya memang kejadian alam tapi kelalaian dari pada manusia manusia nya itu para panitia penyelenggara.
Seharusnya ada survei terlebih dahulu bagaimana situasi dan kondisi area sekitar serta antisipasi dan diadakan anti petir karena mengingat itu area persawahan yang sering ada petir karena dalam hal ini, Orang tua sudah mengasih tanggung jawab kepada pihak sekolah yang pertama dinas pendidikan termasuk pemerintah kabupaten Bogor khususnya mangkanya semuanya harus bertanggung jawab atas kejadian ini karena memang ini nyawa manusia tidak bisa disepelekan dan untuk kedepan nya harus antisipasi agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan.
Kami pun akan investigasi langsung akan melihat ke keluarganya termasuk korban korban yang lain nya dan mungkin sikis nya bisa terganggu juga akibat ada kejadian seperti itu,
nanti kita akan koordinasi langsung kepada pemerintah kita minta bagaimana caranya anak didik yang trauma ini supaya kejiwaan nya ini tidak terganggu, mungki. dengan dihadirkan psikiater apapun itu ahlinya tentang kejiwaan supaya anak didik nya tidak ada fikiran fikiran negatif.
Dalam keterangannya Ayep Koswara Selaku Ketua Kegiatan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan Cibungbulang saat dikonfirmasi mengatakan.
“Saya sendiri tidak terlibat ya sebagai panitia dalam kegiatan tersebut, Tapi kita mendukung karena sama sama kegiatan sekolah, Harusnya program nya dibulan Agustus pada saat hari pramuka, Nah kebetulan dibulan Agustus padat akhirnya digeserkan acaranya, bahkan saya ngundang ketua Kwaran ibu Enok dirapat sekolah untuk menjelaskan.
“Terlepas dari kekurangan kekurangan yang ada apalagi ini murni kejadian alam, Jadi menurut saksi pak Yanto selaku gurunya menuturkan bahwa petir tidak langsung menyambar ke korban, keterangan di perkuat juga hasil visum, jadi kalau langsung mah tidak akan satu orang korban nya bahkan mungkin bisa hangus.”
“Kalau dari sisi bantuan pasca kejadian mah sudah pasti ada bahkan Saya sudah ke dinas sosial untuk bisa memberikan trauma healing terhadap korban yang trauma dan saya menyarankan kepada kepala sekolah untuk menghubungi ke PPA kecamatan biar nanti ada trauma healing.”
kegiatan ini sudah bertahun tahun dan baru kali ini ada kejadian seperti ini dan arahan untuk kedepan nya harus ada evaluasi terhadap kejadian ini, tetapi tidak gara gara ada yang meninggal lantas kegiatan Pramuka berhenti, Tidak seperti itu, Jadi tetap kegiatan kegiatan yang akan dilakukan memang harus melibatkan semua pihak aspek aspek mana yang harus kita benahi.
“Sebelumnya untuk lokasi kegiatan di leuwikancra namun tidak jadi, karena tidak diijinkan karena sedang ada latihan tentara serta lahan nya sudah ditanami sawit jadi kita ke lokasi baru, sebenernya standar perkemahan itu kecamatan belum mempunyai dari pada tidak ada jadi tetap dilakukan seperti itu harusnya seperti Cibubur.” Paparnya.(*)