“Iya betul, sekarang studi tur itu begini pak, anak itu belajar bukan hanya di sekolah saja, belajar itu harus ada pola wawasan keluar, nah itu wawasan keluar itu bukan anak bebas begitu saja, enggak!, anak itu di kasih suatu materi, sekarang kamu berangkat dari sini sampai kesana, buat suatu kegiatan-kegiatan apa saja, contoh lah, misalnya sekarang jalan putus atau jalan macet, nah pola pikir anak itu nanti berkembang bagaimana cara mengatasi kemacetan ini, nah ini adalah, nanti di presentasikan di tiap-tiap kelas,” katanya. Jum’at (10/03/23).
“Kemudaian Eh,, misalnya sekarang ada kegiatan dipasar, pasar itu seperti ini, bagaimana kamu mengembangkan pasar itu, nah itu adalah di dalam kegiatan-kegiatan di sekolah, karna ada kegiatan belajar di sekolah ada kegiatan belajar di luar, nah itu kan mereka sedang belajar, ” jelasnya.
Kepala sekolah juga mengatakan bahwa kegiatan di luar itu banyak hal yang di serap oleh anak, baik sejarah maupun hubungan sosial kemasyarakatan.
“Pertama adalah masalah sejarah, kemudian masalah hubungan sosial masyarakat yang kelihatan di pasar, kedua adalah hubungan transportasi, kemudian tekhnologi, sekarang melihat jalan dan sebagainya itu adalah banyak hal yang di serap oleh anak untuk kegiatan tersebut.” tandasnya.
Menurutnya Kegiatan studi tur tersebut di lakukan secara situasi dan kondisi dengan ijin Komite.