Sekilas Mirip, Ini Perbedaan Gejala Tipes, DBD, dan Campak

lensareportase.com,Gejala DBD, tipes dan campak perlu diketahui perbedaannya. Hal ini penting untuk memudahkan proses pengobatan serta mencegah penyakit menjadi semakin parah.

Selama musim hujan, demam berdarah dengue (DBD) kembali menjadi ancaman kesehatan yang serius. Selain penularan yang cepat, tantangan lain yang menjadi perhatian dalam penanganan DBD adalah gejalanya yang mirip dengan penyakit lain, seperti dan campak.

Tipes atau demam tifoid adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonela typhi. Umumnya, bakteri ini masuk ke dalam saluran pencernaan melalui makanan, minuman, atau air yang telah terkontaminasi. Tidak menjaga kebersihan makanan dan minuman, sanitasi yang buruk, dan terbatasnya akses air bersih juga dapat menjadi penyebab utama penyakit tipes.

Campak merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus campak. Virus ini mudah menular melalui kontak langsung dengan penderita dan lewat udara. Virus campak pertama-tama akan masuk melalui saluran pernapasan, kemudian menyebar ke seluruh tubuh.

Sedangkan, demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk jenis Aedes aegypti. Nyamuk aedes aegypti paling banyak ditemui saat musim penghujan di area tropis dan subtropis.

Menurut penelitian, tiga penyakit ini bisa dialami oleh siapa saja tanpa memandang usia ataupun jenis kelamin. Jika tidak ditangani secepatnya, kedua penyakit ini dapat membahayakan nyawa.

Perbedaan gejala DBD, tipes, dan campak

Gejala DBD, tipes, dan campak memiliki kemiripan satu sama lain, di antaranya demam tinggi, munculnya bercak merah di tubuh serta rasa lemas. Kemiripan tersebut terkadang membuat penanganan menjadi terhambat.

Oleh karenanya, penting bagi Anda untuk mengetahui perbedaan DBD dengan penyakit lain, agar penanganan dapat dilakukan secara tepat dan cepat. Selain hasil pemeriksaan darah, beberapa faktor juga dapat dijadikan pembeda antara ketiga penyakit ini, yaitu gejala berupa demam, bercak merah, serta kondisi lainnya.

1. Gejala berupa demam pada DBD

Pada gejala DBD, demam muncul secara tiba-tiba dengan suhu yang tinggi hingga mencapai 40 derajat Celcius. Sementara itu, demam yang terjadi sebagai gejala tipes, muncul secara perlahan, dengan kenaikan suhu berkala setiap harinya.

Serupa tipes, demam yang muncul sebagai gejala campak juga timbul perlahan dengan suhu yang tidak terlalu tinggi, dan mengalami peningkatan setiap harinya. Suhu puncak bisa mencapai 40 derajat Celcius.

Gejala DBD umumnya muncul 4-6 hari setelah terinfeksi berlangsung, sedangkan gejala tipes terjadi 1-3 minggu setelah pasien terpapar penyebabnya. Gejala campak umumnya akan muncul 10-12 hari setelah paparan.

2. Membedakan ciri bercak merah

Salah satu ciri khas DBD adalah munculnya bercak merah yang merata di seluruh tubuh. Umumnya, bercak ini akan muncul 2-5 hari setelah demam terjadi.

Campak serta tipes juga memiliki ciri berupa bercak merah. Hanya saja, pada penderita campak, bercak akan mulai timbul di area tangan dan wajah. Selain itu, campak juga akan menimbulkan bercak merah dengan inti berwarna putih, yang kerap ditemukan di bagian dalam pipi serta langit-langit mulut.

Tipes juga dapat menimbulkan bercak kemerahan di tubuh. Namun umumnya, kondisi ini hanya akan muncul di area perut dan dada.

3. Gejala lain yang menyertai

Gejala lain yang membedakan DBD dengan tipes dan campak antara lain rasa nyeri di belakang mata, nyeri sendi dan otot yang parah, serta pendarahan ringan di hidung dan gusi, serta kondisi mudah memar pada kulit.

Pada tipes, ada gejala lain yang jarang dialami penderita DBD dan campak, yaitu berupa gangguan pencernaan seperti diare dan konstipasi. Pada campak, gejala khas lainnya berupa mata yang merah dan berair, menjadi sensitif terhadap cahaya dan membengkaknya kelenjar-kelenjar di tubuh.

Pelajari perbedaan gejala DBD dari tipes maupun campak. Sebab, ketiga penyakit tersebut bisa menimbulkan berbagai komplikasi yang berbahaya. Jika Anda mengalami salah satu dari gejala yang telah disebutkan di atas, maka segeralah memeriksakan diri ke dokter. Semakin cepat penanganan dilakukan, maka potensi untuk sembuh juga akan semakin besar.(*)

(Sumber: Sehatq)

 

Related posts