Lensareportase.com-Sukabumi
Kedatangan Sejumlah Petani ex HGU PTPN VIII apdeling IV di blok Cipetir di Kantor Desa Cipetir dalam rangka acara Sosialisasi Pembangunan Pondok pesantren Al-ITidal milik MUI Kabupaten Sukabumi yang rencananya akan di bangun di lahan ex hgu PTPN VIII yang saat ini sudah di garap oleh masyarakat Desa Cipetir kedusunan Pamubutan dan sudah masuk LPRA (Lokasi Prioritas Reforma Agraria ) di BPN Pusat.
Acara di gelar di Aula kantor Desa Cipetir di hadiri Sekertaris umum MUI Kabupaten Sukabumi. Kh. Ujang Hamdun dan perwakilan Densus 88 wilayah Jabar. Kepaa Desa Cipetir, dan puluhan petanipenggaraf. Selasa (09/01/24).
Dalam sesi tanya jawab antara Warga Penggaraf dan MUI terlihat sengit saling lontar kata, pasalnya meski warga menilai niat pembangunan pontren sangatlah bagus, namun warga menyayangkan kenapa rencana pembangunan pontren tersebut akan di bangun di lahan yang sudah di garaf oleh warga dengan perjuangan yang sangat lelah dan penuh pengorbanan. Padahal Lembaga besar MUI yang di junjung sebagai Ibu, dan pemerintah sebagai Bapak, seharusnya memberikan kesejukan kepada anak-anaknya ( masyarakat) agar tidak muncul konflik di kalangan masyarakat.
Di konfirmasi usai kegiatan. Edi Rahmat, selaku perwakilan warga penggaraf sekaligus ketua Rw 09 dusun pamubutan Desa Cipetir, dirinya mengatakan bahwa pembangunan Pontren sangatlah bagus, namun sosialisasi tersebut baru dilakukan sehingga membuat warga kaget.
“Apa yang di sampaikan MUI adalah, dalam rangka menyampaikan program-program yang akan di bangun di wilayah kami, namun hanya saja memang program-program ini baru kali ini di sampaikannya, sehingga kami agak kaget juga dengan program tersebut,” Ujar Edi saat di tanya wartawan.
“Untuk kedepan kami sudah mengajukan hak baru kepada kementerian, dalam hal ini kementerian juga sudah menanggapi dengan positif,” tambahnya.
“Harapan kami semoga apa yang di ajukan oleh masyarakat berjalan dengan baik dengan ending yang sangat menyenangkan masyarakat, dan juga program yang di lakukan MUI di tempat lain berjalan dengan lancar.” Harap Edi.
Sekertaris Umum MUI Kabupaten Sukabumi KH. Ujang Hamdun sebagai perwakilan MUI dan pondok pesantren saat di mintai keterangan dirinya mengatakan bahwa acara tersebut dalam rangka sosialisasi program MUI untuk pembangunan Pontren kader Ulama di Lahan ex HGU Perkebunan Teh yang sudah di rekom oleh Pemerintah.
“Kita hari ini sosialisasi rencana membangun pondok pesantren Al-Itidal, dimana pondok pesantren ini di dalamnya akan membangun kader ulama,” kata Haji Ujang
“Kita mengajukan, dalam hal ini pemerintah, namun di berikan Lokasi disana, dan akhirnya sebagai tahap awal Sosialisasi kepada masyarakat, adapun kita pun lahir yang terbaik untuk masyarakat, makanya sosialisasi ini agar menjadi tau apa yang menjadi harapan masyarakat, ketika masyarakat berpendapat seperti itu, kitapun akan kembalikan lagi kepada pemerintah ya, bahwa kondisi seperti ini apa adanya,” lanjut UHA, sapaan akrab sekum MUI.
Disinggung terkait pendamping dirinya oleh Anggota Densus 88, Sekertaris MUI kabupaten Sukabumi Uha, mengatakan bahwa korelasi BNPT terkait dengan pembinaan para Napiter.
“Memang korelasinya terkait dengan BNPT, terkait dengan Napiter, para keluarga Narapidana teroris, karna pesantren itu bagian dari kerjasama kita untuk penanggulangan para keluarga Napiter.” terang KH. Ujang Hamdun Sekertaris MUI Kabupaten Sukabumi.
Masih ditempat yang sama Kepala Desa Cipetir Dody Wijaya saat di tanya wartawan mengatakan bahwa pemdes Cipetir siap mempasilitasi kedua belah pihak antara warga penggaraf dan MUI.
“Pemerintah Desa Sendiri dalam menyikapi terkait sosialisasi dengan MUI, pemerintah Desa tentu menyiapkan pasilitas tentang musyawarah untuk mencapai satu solusi,”Ujarnya.
Di tanya terkait pemasangan Papan Informasi ( Plang ) kerjasa PTPN dan MUI di lah tangerang di garai Warga Kades mengatakan bahwa pemasangan plang tersebut awal indikasi kekhawatiran warga.
“Kalo saya harus Jujur, terutama pemasangan plang sendiri itu indikasi awal permasalahan, karna pemerintah Desa Cipetir tidak mengetahui, hanya sebatas laporan dari para petani.” Ungkap Kades Cipetir Dody Wijaya.
As/smi.