Fasilitator BNPB Tasril Mulyadi menjelaskan bahwa metode school watching digunakan untuk menelaah secara mendalam kondisi di dalam maupun di luar sekolah terhadap potensi risiko bencana.
“School Watching merupakan metode untuk mengidentifikasi apa saja ancaman, kerentanan dan kapasitas di sekitar lingkungan sekolah dengan cara melakukan pengamatan baik di dalam maupun di luar sekolah yang dilakukan oleh warga sekolah dengan menggunakan bantuan daftar periksa dan denah sekolah”, jelas Tasril.
Ia menambahkan hasil dari pengamatan school watching tersebut selanjutnya akan digunakan untuk kegiatan pengkajian risiko bencana partisipatif berbasis sekolah dengan menganalisis permasalahan yang ditemukan dan menemukan solusi dari setiap permasalahan yang muncul terkait dengan penanggulangan bencana di sekolah.
Kegiatan dilanjutkan dengan pembentukan kelompok peserta siswa-siswi dan guru untuk mengamati lingkungan sekolah untuk melihat apa saja kapasitas dan kerentanan dengan didampingi oleh tim fasilitator.
Pada kegiatan School Watching, terdapat struktur yang terdiri dari pemimpin seluruh proses kegiatan yang disebut koordinator pelaksana, kemudian akan dibentuk kelompok kecil berdasarkan area pengamatan sesuai dengan denah sekolah (jika sudah ada) atau berdasarkan lantai bangunan. Kelompok dalam school watching dibentuk berdasarkan fungsinya, antara lain: ketua kelompok, juru foto (pendokumentasian), pengamat, pencatat, dan penjaga waktu (time keeper).