“Titik kritis adalah saat prosesi di Mina, oleh karenanya dibuat tim gabungan dari EMT, P3JH, Linjam dan petugas sektor. Saat ini tidak ada lagi pembedaan tugas antara Kemenkes dan Kemenag. Semua melebur untuk memberikan pelayanan kepada jemaah haji,” ungkapnya.
Konsep pelayanan Armuzna sekarang adalah tidak ada lagi pembedaan tugas. Semua petugas baik dari Kemenkes dan Kemenag melebur jadi satu untuk memberikan pelayanan supaya jumlah petugas akan lebih banyak dan pertolongan bisa lebih dekat lagi dengan jemaah.
Selain sarana dan prasarana, tim kesehatan telah menyiapkan dari segi jemaah haji. Seluruh Tenaga Kesehatan Haji (TKH) telah melakukan identifikasi pada 50 jemaah risiko tinggi (Risti) di setiap kloter. Setelah tiba di Tanah Suci jemaah Risti ini terus dimonitoring kesehatan melalui visitasi rutin TKH dan medical check up (MCU) di KKHI.
Jelang Armuzna, akan dilakukan identifikasi nominasi jemaah yang disarankan untuk mengikuti safari wukuf dari hasil pemantauan rutin di kloter dan MCU. Nominasi safari wukuf dari tiap sektor akan dilakukan seleksi pemeriksaan dokter spesialis melalui poli safari wukuf di KKHI Makkah.
Hasil poli safari wukuf ini akan memilah mana yang dapat diikutkan safari wukuf, badal haji, atau wukuf bersama jemaah di kloternya.