Lensareportase.com-Sukabumi. Peserta Cagar biosfher UNESCO dari perwakilan 37 negara yang meliputi Asia pasifik, mengunjungi Cagar Biosfher Cibodas Situgunug TNGGP. Kunjungan tersebut di sambut Kepala Balai Besar TNGGP Sapto Aji Prabowo S.Hut., M.Si., yang di dampingi kepala bidang tehnis konservasi BB TNGGP. Buana Darmansyah. Rabu (9/11/22).
Selain pengenalan Cagar Biosfher Cibodas, danau Situgunung salah satu tempat yang di kunjungi para peserta Reservasi Biosfher UNESCO dalam pengenalan tentang manfaat air bagi kehidupan makluk hidup, juga sebagai penguatan jaringan ilmu pengetahuan se Asia Pasifik.
Giat tersebut di hadiri Presiden direktur Program cagar Biosfher indonesia. Prof .Dr. Ir. Y. Purwanto. DEA.
Direktur PT. Fontis Aquam Vivam. Julius Director and Representative UNESCO JAKARTA office Mohammed DJelid.
PLT Kabid PTN II wilayah Sukabumi Aden Mahyar Burhanudin SH.,
Kasi PTN wilayah IV Situgunung Luki Turniajaya, S. Hut., M.Si.,
Kepala Report PTN Situgunung Asep Suganda. Kapolsek kadudampit. Ipda Awan Kurniawan. Danposramil diwakili Sertu Sudirman. Serta Satuan Polhut BB TNGGP.
Dalam acara tersebut sekaligus pemberian sertifikat Cagar biosfher kepada Pengusaha yang dapat ijin dikawasan Cagar Biosfher Cibodas TNGGP. PT Fontis Aquam Vivam selaku pengelola Jembatan Gantung Situgunung.
Menurut Kepala Bidang Tehnis konservasi Balai Besar TNGGP Buana Darmansyah.
Kunjungan peserta Cagar Biosfher UNESCO Reresvasi tersebut, sebagai penguatan jaringan dan ilmu pengetahuan se-Asia Pasifik.
“Hari ini kami Taman Nasional Gunung Gede Pangrango menerima Kunjungan UNESCO dengan tema mereka adalah penguatan jaringan ilmu pengetahuan se Asia Pasifik, nah disini sesuai dengan tema nya adalah salah satu pemanfaatan air. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango bersama dengan Unesco, membawa tamu-tamu ke danau situgunung bagai mana air Danau situgunung ini dapat di manfaatkan masyarakat, karna Danau Situgunung ini dapat menghidupi dua kecamatan di sekitar Situgunung, dan dapat meningkatkan taraf ekonomi baik pertanian maupun yng lainnya,” Kata Kabid Tehnis konservasi BB TNGGP.
Dirinya juga mengatakan bahwa selain pengenalan pengelolaan air kepada Unesco juga disematkan acara pemberian Branding Cagar Biosfher kepada pengusaha yang berijin.
“Selain bagaimana cara pembuatan air yang sudah di lakukan tadi juga kami menyematkan pemberian Branding Cagar Biosfher kepada pengusaha yang mendapatkan ijin di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yaitu PT. Fontis Aquam Vivam,” lanjut Buana Darmawansyah.
“Tujuan dari pemberian Branding Cagar Biosfher ini adalah untuk mengenal kan kepada Dunia dam masyarakat bahwa ada wisata yang berbasic lingkungan, dan ini sangat baik dan menimbulkan multi player efek dimana alam tetap terjaga dan ekonomi masyarakat sangat meningkat dengan adanya wisata Situgunung,” lanjutnya.
Masih kata kabid. “Hasil diskusi kami dengan mereka, sangat sangat mengapresiasi terhadap obyek wisata yang ada disini, mereka terpesona dan tidak menyangka ada suatu wisata yang terintegrasi dengan lingkungan yang ada di sekitar Situgunung ini.”. Pungkas Kepala Bidang Tehnis BB TNGGP.
Salah satu karyawan Unesco Asal Francis Eliana mengungkapkan kekagumannya kepada Cagar Biosfher Cibodas Situgunung saat di tanya jurnalis di Jembatan gantung situgunung, dalam terjemahan Indonesia.
“Saya bekerja untuk UNESCO, saya merasakan kekuatan dari alam dan kita bisa berkounikasi dengan alam, dan lebih terhubung dengan alam”, ujarnya dalam terjemahan Indonesia.
“Kami juga punya berbagai orang dari seluruh Asia dan Pasifik. Kami peserta Biosfher Reservasi yang melintasi jembatan ini dan juga yang pertama”, tambah Eliana.
Eliana merasakan keramahan masyarakat dan lingkungan saat berinteraksi.
“Saya juga sangat senang bertemu masyarakat sekitar dan berinteraksi dengan lingkungan, alam. Mereka membuat tempat ini sangat special.” Tutup Karyawan UNESCO Asal Francis. Eliana.
As/smi.