“Tahun ini, tema HPSN yang diberikan oleh Ibu Menteri LHK adalah Atasi Sampah Plastik dengan Cara Produktif. Kalimat ini bermakna dalam, bagaimana kita mengatasi permasalahan sampah plastik atau sampah-sampah yang lain dengan cara yang produktif,” ujar Rosa Vivien.
Dirjen PSLB3 juga menyampaikan bahwa pada tahun 2023 lalu terdapat 35 TPA yang terbakar di Indonesia. Peristiwa ini terjadi akibat pengelolaan sampah di TPA yang masih belum berjalan dengan baik, diantaranya TPA yang terbakar mayoritas masih beroperasi secara open dumping, sampah tidak dikelola dan dibuang begitu saja ke TPA. Padahal, dalam paradigma pengelolaan sampah saat ini, TPA hanya untuk sampah residu atau sisa.
“Bila kita belajar dari negara-negara maju seperti Denmark atau Jepang, residu yang dibuang ke TPA hanya 4%, sisanya (96%) dikelola. Kedepannya, kita harus punya mimpi, bahwa kelak kita akan bisa melakukan pengelolaan sampah seperti (negara-negara maju) itu. Oleh karena itu, momentum HPSN 2024 ini kita gunakan bersama untuk mencapai zero waste zero emission 2050,” kata Rosa Vivien.
Dialog Kelola Sampah Menjadi Sumber Daya Produktif Menuju Zero Waste Zero Emission bertujuan untuk membahas opsi praktis menjadikan urusan sampah sebagai sektor pendukung pertumbuhan ekonomi skala kecil, menengah, dan skala besar sekaligus membahas gerakan penyadartahuan dan partisipasi masyarakat dalam usaha-usaha produktif mengatasi masalah seperti pembudayaan memilah dan mengolah sampah di sumber. Dialog ini menghadirkan lima narasumber yang berasal dari wakil Pemerintah Daerah, Produsen, Pegiat Bank Sampah, praktisi edukasi publik sekaligus praktisi TPS3R dan pelaku usaha Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL).