Percepatan Penurunan Stunting di Daerah Harus Tepat Sasaran

lensareportase.com, Stunting merupakan masalah yang strategis karena menyangkut eksistensi bangsa ke depan. Permasalahan stunting diharapkan dapat ditangani sesuai target yaitu penurunan prevalensi stunting 14 persen di tahun 2024. Target ini diharapkan tercapai agar bonus demografi Indonesia di tahun 2030 bisa bermanfaat bagi bangsa, dengan lahirnya generasi produktif.

“Jangan sampai pertumbuhan generasi muda kita yang cepat menjadi bencana demografi karena mereka tidak sehat, kurang terdidik dan terlatih, sehingga menjadi Sumber Daya Manusia yang kurang unggul, kurang telatih, kurang kompetitif sehingga menjadi beban negara,” kata Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dalam acara Bimbingan Teknis Analisa Situasi dan Pemetaan Program Kegiatan dan Pembiayaan yang Mendukung Penurunan Stunting di Jakarta, Senin (1/11).

Namun pelaksanaan intervensi gizi untuk penurunan stunting di daerah masih banyak yang belum terintegrasi dan konvergen. Melalui video conference, Tito meminta agar setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dapat melakukan rapat koordinasi agar kegiatan dari mulai perencanaan sampai pelaksanaan hingga tingkat desa dapat tepat sasaran.

“Jadi jangan hanya sekedar membuat kegiatan – kegiatan secara regular saja atau biasa-biasa saja, tidak direncanakan secara tepat dan pelaksanaannya juga tidak terorganisasi tidak terintegrasi. Akibatnya program untuk penurunan stunting di daerah tidak akan bisa mencapai hasil yang maksimal, karena bekerjanya serabutan dan tidak tepat sasaran. Menghabiskan anggaran tapi tidak memberikan daya ungkit untuk menurunkan prevalensi stunting di daerah masing-masing,” tambahnya.

Dihari kedua pelaksaan bimbingan teknis ini, Tito meminta perencanaan kegiatan di daerah harus berbasis data. Data yang digunakan harus lah data yang valid. Validasi data harus dilakukan untuk mengetahui siapa sasaran yang tepat untuk intervensi gizi.

“Perencanaan program kegiatan dan anggaran yang baik perlu didukung dengan data yang valid yang tidak menimbulkan masalah. Data menjadi bahan yang penting sekali, siapa ibu-ibu hamil, mana anak-anak yang baru lahir sampai usia dua tahun yang perlu diintervensi dengan tambahan gizi agar menjadi sehat,” katanya. Selanjutnya acara dilanjutkan dengan sesi perencanaan dan penganggaran untuk percepatan penurunan stunting, aksi konvergensi di Kabupaten / Kota dan Desa, pengantar pelaksanaan bimbingan teknis, dan praktik penyusunan analisa situasi dan pemetaan program.(*)

Baca Juga :  Berita Foto: Panglima TNI Hadiri Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara

(BPMI Setwapres)

Related posts