Memahami perbedaan stres dan depresi bisa membantu mencegah tingkat keparahannya. Stres efeknya langsung mengubah suasana hati. Apabila tidak bisa mengontrolnya, kondisi ini bisa berujung pada kondisi yang lebih parah seperti depresi.
lensareportase.com – Bagi orang awam, stres dan depresi sekilas tampak serupa. Padahal, keduanya memiliki perbedaan sehingga penanganannya pun berbeda. Namun, keduanya tak bisa diremehkan. Apabila sudah terlalu stres, ini bisa meningkatkan risiko depresi. Simak penjelasan lengkapnya dalam artikel ini.
Perbedaan stres dan depresi
Ada perbedaan dari kondisi stres dan depresi. Stres adalah kondisi yang berkaitan dengan perasaan kewalahan dan kelelahan karena aktivitas sehari-hari. Sementara, depresi adalah kondisi yang membuat Anda kehilangan motivasi serta minat akan aktivitas yang biasanya Anda senangi. Berikut adalah penjelasan mengenai perbedaan stres dan depresi:
Apa itu stres?
Stres adalah reaksi normal tubuh saat mengalami perubahan dan tekanan terus-menerus. Saat dilanda stres, tubuh akan membaca adanya ancaman atau serangan. Hal ini bisa membuat tubuh akan melepas berbagai hormon dan zat-zat kimia, seperti adrenalin, kortisol, dan norepinefrin.
Pelepasan hormon dan senyawa kimia tersebut bertujuan mempersiapkan tubuh untuk melakukan tindakan fisik. Hal ini menyebabkan timbulnya sejumlah reaksi fisik yang meliputi peningkatan detak jantung, napas makin cepat, otot menegang, dan kenaikan tekanan darah.
Mengutip Cleveland Clinic, tekanan stres dapat mendorong Anda agar semakin terpacu menghadapi tantangan. Namun, bisa pula mematahkan semangat.
Pasalnya, setiap orang memiliki mekanisme yang berbeda-beda dalam menghadapi stres. Sebagian orang mungkin akan terbiasa dan lebih mampu mengatasi stres daripada sebagian orang lainnya.
Stres yang tidak berhasil diatasi dapat berujung pada depresi.