lensareportase.com, Jombang – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melakukan panen Sorgum di Desa Carangrejo Kecamatan Kesamben, Jombang, Jawa Timur, Kamis, 15 September 2022.
Jombang menurut Mentan SYL saatnya mengambil momentum dan memainkan peran dalam mengamankan ketahanan pangan nasional dengan memproduksi sorgum sebagai komoditas pengganti gandum yang saat ini mengalami tekanan akibat perang Rusia-Ukraina.
“Jombang harus lebih akseleratif. Bahkan bukan hanya Jombang, wilayah lain pun harus mengamankan pangan kita,” kata Mentan.
Di Jawa Timur, Sorgum selama ini dikembangkan di daerah Lamongan, Bojonegoro, Tuban, Pacitan, Sampang, Sumenep dan Probolinggo dengan produktivitas mencapai 2,5 ton hingga 3 ton per hektar.
Oleh karena itu, Jawa Timur merupakan lima besar penghasil Sorgum nasional selain Nusa Tenggara Timur, Jawa Barat, Kalimantan Barat dan Jawa Tengah. Realisasi tanam Sorgum di provinsi ini di tahun 2022 mencapai 200 hektar.
Dijelaskan Mentan, Sorgum merupakan tanaman yang sudah lama dikenal. Sudah ada sejak nenek moyang kita dulu. Bahkan, ini tanaman memiliki potensi ekonomi yang besar dengan tingkat adaptasi yang tinggi.
“Sorgum ini manfaatnya banyak Pak Wakil, Bu Emma, semua bagiannya bisa dimanfaatkan, bisa digunakan sebagai pangan (beras, gula) ampasnya untuk pakan, dan energi. Dan yang pasti, Sorgum memiliki ketahanan terhadap serangan hama, jadi tidak ribet, tidak perlu teknologi canggih dan perawatan khusus,” ungkapnya.
Di Jombang sendiri, ke depan luas lahan yang akan dikembangkan untuk ditanami Sorgum manis menurut Kristinan Benny, Pendiri PT Sedana Panen Sejahtera adalai 50 hektar.
PT Sedana Panen Sejahtera adalah perusahaan yang tengah mengembangkan Sorgum manis di Jombang dengan produk turunannya berupa gula (pasir dan brown sugar) beras dan tepung. Saat ini memiliki mini plant di daerah Kedungmlati.
“Sampai saat ini, mungkin PT Sedana Panen Sejahtera yang bisa memproduksi gula kristal dari Sorgum di dunia.,” Kata Kristinan.
Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi yang turut mendampingi mengatakan bahwa Sorgum merupakan komoditas yang bagus dikembangkan ketika ancaman krisis pangan global melanda.
Menurut Suwandi, selain sebagai program untuk menunjang ketahanan pangan nasional sorgum ini juga mamiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Sorgum, Suwandi lebih lanjut menjelaskan adalah tanaman yang toleran terhadap kekeringan sehingga tidak memerlukan banyak air selama pertumbuhannya. Bahkan, lanjutnya, pemanenan Sorgum bisa dilakukan berulang kali (3-5 kali) dalam satu kali periode tanam.
“Komoditas ini bisa dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari batang, daun dan akar bisa dipergunakan. Artinya zero waste. Biji nya sebagai sumber pangan sebagai substitusi gandum untuk berbagai produk olahan roti dan kue. Daun dan batang nya dimanfatkan sebagai pakan ternak dan batangnya dapat digunakan sebagai sumber bioethanol, gula cair maupun gula Kristal,” pungkasnya.(*)