lensareportase.com, Malang – Sektor pertanian Indonesia semakin menunjukkan perkembangan positif terhadap kemajuan bangsa dan negara. Bahakan pertanian adalah kekuatan utama untuk menghadapi ancaman krisis pandemi yang nyaris meruntuhkan tatanan kehidupan.
Pakar pangan dari Universitas Brawijaya Malang, Sujarwo menyebut sektor pertanian adalah rodanya ekonomi Indonesia yang mampu menggerakan semua sendi kehidupan. Karena itu pertanian harus dijaga bersama dan wajib menjadi program prioritas. Apalagi sektor pertanian terus menunjukkan kinerja positif yang dikawal oleh Kementerian Pertanian dan seluruh mitra-mitra kerjanya.
“Jadi jangan khawatir kalau sektor pertanian kita stagnan atau malah mundur. Justru Kontribusi sektor pertanian Indonesia di 10 tahun terakhir berada di kisaran 13 persen dan menempati posisi kedua setelah industri pengolahan,” ujar Sujarwo, Sabtu, 11 September 2021.
Sujarwo mengatakan, kemajuan sektor pertanian ditandai dengan surplusnya produksi beras sejak 2018, dimana saat itu Indonesia menghasilkan surplus 4,37 juta ton. Kemudian pada tahun 2019 surplus 2,38 juta ton dan 2020 surplus 1,97 juta ton. Bahkan BPS memprediksi musim tanam (MT) I pada bulan Oktober-Maret 2020/2021 akan mengakami surplus lebih dari 3 juta ton. Kemudian Pada MT II akan terjadi panen raya besar, sehingga stok beras hingga Desember 2021 tetap surplus secara signifikan.
“Bukan hanya itu saja, Kementan tengah menjalankan industri agro dan penyediaan makanan minuman berbasis bahan baku pertanian. Dan ini salah satu kebijakan yang tepat. Dengan begitu kontribusi pertanian kurang lebih bisa mencapai 25.84 persen,” katanya.
Disisi lain, Sujarwo mengapresiasi pertumbuhan nilai ekspor pertanian Indonesia yang dikawal melalui program strategis gerakan tiga kali ekspor (geratieks) dan juga upaya lain seperti konsilidasi total dalam bentuk merdeka ekspor.
“Ditinjau dari kontribusi ekspornya, nilai ekspor pertanian terus meningkat signifikan yang ditopang komoditas perkebunan, tanaman obat, aromatik, rempah, kopi, dan sarang burung walet. Di samping itu pangan Indonesia juga masih terjaga dengan baik dan tidak menunjukkan adanya signal mengkhawatirkan,” katanya.
Sujarwo menambahkan, ke depan sistem pangan nasional mau tidak mau harus dibangun secara gotong royong serta menghilangkan ego sektoral untuk menopang keberkelanjutan kemandirian dan kedaulatan pangan.
“Gotong royong artinya menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kekuatan besar untuk mandiri dan berdaulat dalam pangan,” tutupnya.
Berdasarkan data BPS, surplus neraca perdagangan sektor pertanian pada tahun 2020 mencapai Rp165,4 triliun yang diperoleh dari nilai ekspor Rp 450,7 triliun dan impor Rp 285,4 triliun. Di samping itu, BPS mencatat indikator pertumbuhan PDB pertanian 1,75 persen di tahun 2020, ekspor pertanian tumbuh 15,79 persen dan NTP 2020 naik 0,74 persen dibanding 2019.(*)