Misnadi penjual Balon udara asal Cirebon Ia adalah seorang pemuda yang telah menjalani profesi sebagai penjual balon selama bertahun-tahun.
Dia menuturkan kan dulu ketika alun alun leuwiliang ini masih tanah lapang saya bisa bawa sampai 5 iket balon yang masih masing 1 iket berisi 150 balon.
“Setiap tahun yang menjelang pelaksanaan shalat idul fitri saya memang suka mangkal disini mas dari pagi, tahun ini saya cuman bawa 1 iket karena saya bawa teman jadi di bagi dua jualanya, Biasanya saya menjajakan didalam mas cuman karen tadi agak kesiangan ya terpaksa di pintu masuk.”Tuturnya
“Alhamdulilah aja mas tadi juga pas bubar sempat keketeran dalam melayani pembeli tapi terlayani semua, untuk balon sendiri banyak karakter kartun sehingga banyak di sukai anak anak, kecewa nya jika ada yang nggak jadi beli karena sang anak meminta karakter kartun yang sudah laris terjual.”
“Kalau Hari biasa saya mangkal di Terminal Leuwiliang mas menjajakan mulai dari jam tiga sore. Pungkas nya
Dengan demikian, pelaksanaan shalat Idul Fitri di Alun-Alun bukan hanya tentang ibadah semata, tetapi juga menjadi berkah tersendiri bagi para penjual balon udara. Mereka tidak hanya menyaksikan kegembiraan umat Muslim dalam merayakan hari kemenangan, tetapi juga menjadi bagian dari keseluruhan perayaan yang penuh makna.(Mar)