lensareportase.com, BALIKPAPAN – Provinsi Kalimantan Timur sebagai kawasan yang mencakup Ibu Kota Nusantara menjadi wilayah minim risiko bencana. Hasil kajian risiko bencana, wilayah Provinsi Kalimantan Timur berbeda dengan lokasi lain di Indonesia.
Sebagai contoh, tidak adanya gunung api di Kalimantan timur menjadikan ‘Benua Etam’ ini terbebas dari ancaman bencana vulkanologi. Menurut sejarahnya, Kalimantan Timur juga sangat jarang dilanda gempabumi yang menyebabkan tsunami dan berdampak signifikan.
Meskipun wilayah Kalimantan Timur berada di kawasan yang relatif aman, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto S.Sos., M.M., meminta agar seluruh pemangku kebijakan di Kalimantan Timur agar tetap waspada. Sebab, masih ada potensi bencana yang dapat dipicu oleh faktor fenomena alam.
Lebih lanjut, Suharyanto juga mengingatkan bahwa pemanfaatan sumber daya alam Kalimantan Timur yang melimpah agar dilakukan dengan baik, tidak berlebihan dan mengutamaman kelestarian alam yang berkelanjutan.
“Dalam kajian pengurangan risiko bencananya termasuk relatif kecil kemungkinan bencananya. Tetapi itu tidak menjadikan kekurang waspadaaan. Karena dengan alam yang begitu subur dan sumberdaya yang melimpah, kalau tidak hati-hati dalam pengelolaannya ini bisa mengakibatkan bencana,” ujar Suharyanto di _Intermediate Treatment Facility_ (ITF), Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (14/10).
Di sisi lain, kendati minim risiko ancaman bencana vulkanologi dan geologi, wilayah Kalimantan Timur masih memiliki ancaman bencana dari faktor cuaca. Sesuai laporan yang diterima dari Wali Kota Balikpapan, Suharyanto mengatakan bahwa cuaca ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini di Samarinda telah merenggut nyawa seorang warga.
“Samarinda hari ini juga sudah terjadi angin kencang yang mengakibatkan salah satu warga meninggal dunia,” terang Suharyanto.
“Makanya semua komponen bangsa, semua stakeholder yang ada di kaltim terkait penanggulangan bencana ini tetap harus waspada dan hati-hati. Jangan sampai pengelolaan sumber daya alam ini terlalu berlebihan, kebablasan yang mengakibatkan bencana,” imbuhnya.
*Menanam Pohon untuk Mitigasi Jangka Panjang*
Kepala BNPB bersama Gubernur Kalimantan Timur, Komisi VIII DPR RI dan pemangku kebijakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur serta para relawan penanggulangan bencana, sebelumnya melakukan penanaman pohon lereng gedung pengelolaan sampah yang berada di kawasan _Intermediate Treatment Facility_ di Balikpapan.
Penanaman sebanyak 770 pohon itu dimaksudkan untuk meningkatkan upaya pencegahan melalui mitigasi berbasis ekologi jangka panjang.
Pada kegiatan itu, Suharyanto juga mengukuhkan Forum Pengurangan Risiko Bencana (Forum PRB) Kalimantan Timur yang dilanjutkan memberikan bantuan kepada warga yang turut menanam.
Suharyanto berharap, melalui giat tersebut kemudian mampu meningkatkan kesadaran dan kemauan seluruh komponen bangsa dalam upaya pengurangan risiko bencana.
“Mudah-mudahan melalui kegiatan ini bisa meningkatkan kesadaran dan kemauan semua komponen bangsa terkait kebencanaan,” tutup Suharyanto.(*)