lensareportase.com, Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo bersama Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi siap memecahkan persoalan para peternak mandiri yang mengalami kesulitan pakan akibat pandemi Covid 19 berkepanjangan. Diantaranya adalah mendekatkan distribusi pakan ternak khusus jagung dari sejumlah sentra di wilayah produksi lain.
“Sesuai petunjuk Bapak Presiden, kita akan melakukan langkah cepat pada minggu ini agar kebutuhan jagung khususnya di tiga tempat yang bersoal, yakni Klaten Blitar dan Lampung bisa tertangani dengan harga yang sangat normatif. Kalau perlu menggunakan subsidi subsidi tertentu,” ujar Mentan Syahrul, Rabu, 15 September 2021.
Selain itu, Mentan berjanji akan menambah lebih banyak sentra pakan khusus jagung pada daerah yang memiliki basis peternakan. Selanjutnya melakukan penjagaan dan stabilitas harga agar tetap dalam kendali serta memperbaiki regulasi dan aturan yang bisa melindungi peternak.
“Saya diperintahkan bersama Mendag untuk membangun regulasi bersama, sehingga nantinya ada kepastian ketika terjadi apa-apa. Kemudiam perintah Bapak Presiden juga adalah membuat industri yang terkait dengan tepung dan telur,” katanya.
Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo menerima perwakilan Perhimpunan Insan Perunggasan dan Peternak Ayam Petelur, pada Rabu, 15 September 2021, di Istana Negara, Jakarta. Dalam pertemuan ini, Presiden didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.
Adapun pembicaraan antara Presiden dan peternakan dikatakan Mentan mencakup 3 hal. Diantaranya terkait budidaya dan bibit, kemudian pakan dan jagung serta membicarakan harga yang dinilai cukup rendah.
“Kira-kira 3 hal ituyang dibicarakan dan menjadi keluh kesah mereka (peternak),” katanya.
Menteri Perdagangan, Muhammad Luthfi mengatakan bahwa saat ini terjadi ketidakseimbangan dalam industri perunggasan. Salah satunya adalah kenaikan harga jagung dan gandum sebagai pakan ternak utama.
“Ini menyebabkan ongkos daripada produksi petani atau peternak layer dan broiler ini menjadi sangat tinggi, disisi lain akibat pandemi covid ini harga kebutuhan menurun dan menyebabkan terjadi delta yang besar,” katanya.
Oleh sebab itu, kata Lutfi, baik Mendag maupun Mentan dalam waktu dekat ini akan menyelaraskan persoalan ini secara cepat dan cermat, terutama untuk memastikan keterjangkauan harga serta memastikan fungsi daging dan telur dalam keadaan baik, sehingga mampu memperbaiki gizi masyarakat.
“Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini Kemendag dan Kementan segera membuat terobosan yang bisa menyeimbangkan sektor perunggasan,” katanya.
Salah satu perwakilan peternak, Suroto mengaki bersyukur karena pemerintah merespon dan mendengarkan keluh kesah para peternak. Ia berharap Presiden mampu memecahkan persoalan yang ada dan memberikan solusi yang terbaik.
“Kemarin pagi, pagi jam 8, jadi mendadak, kita nggak tahu, kaget. Ini pasti bohong, ini pasti bohong. Lah iya (ternyata) betul (diundang Presiden),” tutupnya.(*)