Menperin: Industri Pengolahan Susu Prioritas Dikembangkan dan Ditantang Kurangi Impor

lensareportase.com, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa industri pengolahan susu merupakan salah satu sektor pangan yang mendapat prioritas pengembangan. Hal ini mengingat kontribusinya terhadap perekonomian nasional yang cukup besar, dan juga memiliki program kemitraan yang kuat dengan para peternak sapi perah lokal.

“Guna meningkatkan produktivitas industri pengolahan susu, perlu didukung ketersediaan bahan baku susu segar. Oleh karena itu, perlu dioptimalkan produksi susu segar dalam negeri (SSDN). Sebab, tantangannya saat ini adalah menekan impor bahan baku,” tegasnya di Bekasi, Jumat (10/12).

Menperin menyatakan, pihaknya bertekad akan melakukan koordinasi dengan pemangku kepentingan terkait untuk menjalankan kebijakan dan program strategis dalam pengembangan industri pengolahan susu agar bisa lebih produktif, berdaya saing, dan berkelanjutan. Apalagi, industri pengolahan susu masih memiliki prospek bisnis yang cukup cerah ke depannya, seiring dengan potensi meningkatnya konsumsi produk susu di tanah air.

“Kami memberikan apresiasi kepada pelaku industri pengolahan susu di tanah air yang berkomitmen untuk memperkuat kemitraan dengan koperasi dan peternak sapi perah lokal. Hal ini untuk menjaga pasokan bahan baku yang terintegrasi sehingga bisa meningktakan produktivitas dan kualitas SSDN,” papar Agus. Kemitraan ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan peternak sapi perah lokal.

Komisaris Yili Group, Pan Gang juga menyampaikan harapannya terhadap industri pengolahan susu di Indonesia. “Melihat ke depannya, kami akan menggunakan industri berbasis susu Yili di Indonesia untuk menjalin kerja sama antara Tiongkok dan Indonesia dalam industri berbasis susu bagi kehidupan masyarakat yang sehat, mengembangkan kualitas lingkungan yang baik antara Tiongkok dan Indonesia, dan berkontribusi bagi kesejahteraan Indonesia,” paparnya.

Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika mengemukakan, untuk memacu produksi SSDN, salah satu kuncinya adalah penyediaan pakan hijauan yang berkualitas. “Setelah kami belajar dari para praktisi dan akademisi, pakan hijauan menjadi faktor penting dalam menggenjot produksi susu segar dari sapi perah,” imbuhnya.

Baca Juga :  Deklarasi Dan Pelantikan Relawan Aliansi Nasional INDONESIA SEJAHTERA “ANIES” KAB. BOGOR

Oleh sebab itu, Kemenperin mendorong industri pengolahan susu ikut berkontribusi membudidayakan pakan hijauan, dan Kemenperin juga memacu investasi industri pengolahan pakan hijauan guna menumbuhkan sektor tersebut.

“Artinya, ada upaya penciptaan wirausaha dan peluang bisnis baru. Kalau kita bisa menghasilkan pakan hijauan yang berkualitas dan kompetitif, akan mendongkrak produktivitas industri pengolahan susu di tanah air. Apalagi, investasi di sektor industri pengolahan susu terus tumbuh,” papar Putu.

Oleh karenanya, Kemenperin akan mengembangkan pengolahan pakan hijauan, khususnya industri yang terintegrasi dengan bahan baku pakannya. Upaya ini diyakini dapat memberikan efek ekonomi yang luas, dari peternak sapi perah lokal, koperasi, hingga industri.

Putu menambahkan, guna memacu produksi SSDN, juga diperlukan dukungan fasilitas dan kebijakan pemerintah yang berpihak kepada koperasi susu dan peternak sapi perah di sektor hulu. Sebagai contoh, Kemenperin telah memberikan bantuan cooling unit kepada koperasi susu sejak tahun 2007.

“Pada tahun 2021, kami telah membantu salah satu koperasi susu untuk membangun Milk Collection Point (MCP). Dan, pada tahun 2022 nanti, selain membangun MCP selanjutnya, Kemenperin juga akan membantu program digitalisasi tempat penampungan susu sebagai persiapan diterapkannya Neraca Komoditas,” ungkapnya. (*)

Related posts