Mengenal Penyebab Muntaber pada Anak dan Cara Mengatasinya

lensareportase.com, Muntaber pada anak bisa disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, hingga parasit. Untuk mengobatinya, orangtua bisa memberikan oralit hingga mengonsumsi probiotik. Jika sudah parah, dokter bisa merekomendasikan prosedur infus untuk mencegah dehidrasi.

Penyakit muntaber pada anak merupakan salah satu penyakit yang perlu diwaspadai. Penyakit ini juga dikenal sebagai gastroenteritis, yang berarti peradangan pada saluran pencernaan. Ada juga yang menyebutnya sebagai flu perut, walaupun sering kali tidak ada kaitannya dengan penyakit flu atau influenza.

Muntaber adalah penyakit pencernaan yang umum, termasuk pada anak-anak. Di seluruh dunia, diperkirakan terjadi sekitar tiga sampai lima juta kasus muntaber setiap tahunnya.Simak artikel berikut untuk memahami penyebab dan cara mengobati gejala muntaber yang baik dan benar.

Penyebab muntaber pada anak

Sebelum mengetahui obat muntaber anak dan berbagai gejalanya, sebelumnya Anda perlu mengetahui penyebabnya terlebih dahulu.Penyebab anak muntah dan mencret akibat muntaber bisa disebabkan oleh infeksi virus, bakteri atau parasit lainnya. Di negara maju, wabah muntaber biasanya disebabkan oleh virus yang mudah sekali menular, seperti norovirus dan rotavirus.Sedangkan di negara-negara berkembang, penyakit muntaber biasanya mewabah lewat air atau makanan yang terkontaminasi oleh kuman. Di samping air atau makanan yang tercemar, masih ada beberapa penyebab muntaber pada anak yang perlu diperhatikan, seperti:

  • Kontak dengan orang yang menderita muntaber.
  • Kurang menjaga kebersihan, misalnya jarang mencuci tangan.
  • Peralatan makan yang kotor atau terkontaminasi kuman.

Gejala muntaber pada anak

muntaber pada anak

Gejala muntaber pada anak perlu diwaspadai.

Gejala muntaber pada anak yang utama adalah diare. Ketika usus besar mengalami peradangan, organ ini tidak mampu menyerap kelebihan air sehingga menimbulkan diare.Selain anak muntah dan mencret, ciri-ciri muntaber pada anak juga meliputi:

  • Sakit perut atau kram perut.
  • Mual.
  • Demam.
  • Mengalami kesulitan makan.
  • Penurunan berat badan
  • Keluar keringat secara berlebihan.
  • Keringat dingin.
  • Sakit otot dan persendian yang kaku.
  • Inkontinensia feses atau tidak mampu menahan buang air besar.

Karena penderita muntaber mengalami diare berat dan muntah hingga berkali-kali dalam sehari, kondisi dehidrasi bisa terjadi dengan cepat. Jika anak terkena muntaber, waspadai gejala dehidrasi di bawah ini:

  • Merasa sangat haus.
  • Urine berwarna gelap dan volumenya sedikit.
  • Kulit dan mulut yang kering.
  • Pipi dan mata terlihat cekung.
Baca Juga :  Fakta dan Mitos Anak Kesayangan dalam Keluarga

Sementara itu, gejala muntaber pada bayi umumnya ditandai dengan keringnya popok selama lebih dari empat jam.Berbagai gejala muntaber, seperti diare dan muntah pada anak, dapat membuat ia merasa tidak nyaman. Maka dari itu, orangtua perlu segera membawanya ke dokter jika sejumlah gejala di atas terjadi.

Cara mengatasi muntaber pada bayi dan anak

Jika bayi atau anak Anda mengalami muntaber, segera periksakan kondisinya ke dokter untuk mencegah komplikasi seperti dehidrasi.Anda juga bisa melakukan berbagai cara mengatasi muntaber pada bayi dan anak kecil sebagai berikut:

1. Berikan oralit

Obat muntaber anak yang dapat diberikan oleh orangtua adalah oralit, terutama ketika muntahnya tak kunjung berhenti. Oralit juga bisa dijadikan sebagai pertolongan pertama muntaber untuk mencegah rehidrasi.Ketika muntah-muntahnya berhenti, berikan larutan rehidrasi atau oralit sedikit demi sedikit. Jangan paksa anak untuk langsung minum dalam jumlah banyak karena bisa memicu muntah. Pastikan anak sering minum dalam beberapa jam sekali. Jika bayi masih menyusu, berikan ASI sesering mungkin. Apabila bayi diberikan susu formula, Anda bisa memberikan larutan rehidrasi di sela-sela susu formulanya.

2. Berikan makanan yang mudah dicerna

Cara mengatasi muntaber pada anak selanjutnya adalah memberikan makanan yang mudah dicerna.Bubur, pisang, dan kentang bisa Anda berikan sebagai cara untuk membantu mengatasi gejala muntaber pada anak. Jangan menyuguhkan susu dan produk-produk turunan susu, misalnya es krim dan keju, pada buah hati Anda.Untuk sementara, hindari pula makanan manis, permen, dan soda. Pasalnya, makanan dan minuman ini bisa membuat diare semakin parah.

3. Waspadai tanda-tanda dehidrasi

Mulut dan kulit kering, haus terus-menerus, mata yang tampak cekung, atau menangis tanpa air mata, termasuk tanda-tanda dehidrasi pada anak yang perlu diperhatikan.Sementara pada bayi, gejala dehidrasi bisa meliputi ubun-ubun yang cekung dan popoknya tetap kering selama lebih dari empat jam. Segera ke rumah sakit bila si kecil mengalami gejala dehidrasi.

Baca Juga :  Etika dan Tindakan yang Tepat saat Melintas di Depan Orang yang Sedang Sholat

4. Pemberian cairan infus

Cara mengobati muntaber juga bisa dilakukan dengan memberikan infus cairan pada anak. Dalam beberapa kasus, muntaber yang parah dapat membuat anak mengalami dehidrasi.Maka dari itu, dokter perlu memasangkan infus untuk mengganti cairan yang hilang dari tubuh si kecil selama mengalami muntaber.

5. Mengonsumsi probiotik

Dikutip dari Medicine Net, diare dan muntah yang disebabkan muntaber dipercaya bisa diatasi dengan probiotik.Sebab, obat alami muntaber ini mengandung bakteri baik, seperti Lactobacillus casei hingga S boulardii, yang dinilai ampuh dalam mengatasi kasus muntaber virus dan mencret.Jika memungkinkan, pilihlah makanan probiotik seperti yogurt yang tidak mengandung lemak.

6. Suplemen zinc

Pilihan obat muntah dan mencret yang disebabkan oleh muntaber berikutnya adalah makanan atau suplemen yang mengandung zinc.Makanan atau suplemen zinc dianggap mampu mengurangi tingkat keparahan dan durasi dari muntaber. Menurut sebuah studi yang dimuat dalam Official Publication of The College of Family Physicians of Canada, muntaber sering dikaitkan dengan kekurangan zinc di negara-negara berkembang.Studi tersebut menyimpulkan, gejala muntaber seperti diare pada anak 5 tahun dapat menurun hingga 15 persen keesokan harinya setelah mengonsumsi suplemen zinc.Meski begitu, ada baiknya Anda berkonsultasi dulu pada dokter sebelum mencoba obat muntaber anak ini untuk mencegah efek samping yang tak diinginkan.Selain berbagai cara di atas, dokter dapat meresepkan obat muntaber anak berupa antibiotik (jika disebabkan oleh bakteri), hingga obat-obatan untuk membunuh parasit.

Cara mengobati muntaber pada orang dewasa

Tidak hanya anak-anak saja yang bisa mengalami muntaber, orang dewasa juga sering kali mengalaminya. Apabila Anda mengalam gejala-gejala yang menandakan muntaber, segera lakukan langkah-langkah berikut untuk mengatasinya.

1. Perbanyak asupan cairan

Anda dapat minum air putih, minuman elektrolit, atau sport drink untuk mencegah dehidrasi. Lebih baik minum sedikit-sedikit, tapi sering. Pasalnya, langsung meminum carian dalam jumlah banyak malah bisa memicu mual dan muntah-muntah.

Baca Juga :  Menu Buka Puasa Paling Favorit

2. Perhatikan urine Anda

Normalnya, seseorang mesti buang air kecil dalam jeda waktu yang cukup teratur. Warna urine juga harus kuning terang dan bersih.Jika warna urine makin gelap, bisa jadi Anda mulai mengalami dehidrasi. Apalagi jika ditambah dengan merasa pusing atau kepala terasa ringan.Guna mencegah kekurangan cairan, Anda bisa minum cairan oralit. Cairan oralit adalah cara yang baik untuk mengobati gejala dehidrasi akibat muntaber. Oralit bisa dibeli secara bebas di apotek terdekat.

3. Makan sedikit-sedikit secara bertahap

Kalau Anda masih mual, makanlah sedikit-sedikit dengan frekuensi lebih sering. Anda sebaiknya menghindari makanan dengan bumbu kuat.Coba isi perut Anda dengan crackerspisang, bubur, dan jenis makanan lain yang mudah dicerna. Jauhi juga susu dan produk susu, kafein, soda, serta makanan berlemak

4. Perbanyak istirahat

Diare dan muntah-muntah pasti membuat Anda merasa lemas dan lelah. Oleh karena itu, beristirahatlah sebanyak mungkin. 

5. Berobat ke dokter

Cara mengobati muntaber yang paling tepat adalah memeriksakan diri Anda ke dokter bila gejala tidak mereda selama lebih dari dua hari.Terlebih jika mengalami diare berdarah, demam hingga 39º Celcius atau lebih, merasa mau pingsan saat berdiri, mengalami kebingungan, dan sakit perut yang tidak membaik.

Gejala muntaber biasanya akan mereda dan sembuh dalam waktu beberapa hari. Faktor paling penting saat mengalami muntaber adalah menjaga agar asupan cairan selalu cukup untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare berat.

Periksakan diri ke dokter apabila gejala muntaber tidak kunjung membaik dan cara mengobati yang Anda lakukan tidak berhasil. Khusus untuk bayi dan anak-anak, sebaiknya segera dibawa ke dokter jika mengalami muntah dan diare. Pasalnya, dehidrasi pada bayi dan anak-anak bisa berakibat fatal.(*)

 

(SEHATQ)

Related posts