Mengenal Berbagai Tes Alergi yang Ampuh Mendeteksi Pemicu Alergi

lensareportase.com, Tes alergi adalah rangkaian tes yang dilakukan spesialis untuk menentukan pemicu alergi di tubuh. Metode ini dapat mencegah kembalinya alergi di tubuh Anda.

Wajah membengkak, gatal-gatal, napas tersengal-sengal, hingga sakit kepala. Ini adalah sebagian dari gejala alergi yang kadang terjadi setelah mengonsumsi makanan pemicu alergi. Untuk itu, penting untuk mengetahui pemicunya lewat tes alergi.

Sejatinya, alergi adalah reaksi alami sistem imun manusia bereaksi terhadap asupan makanan tertentu. Pada sebagian orang, tidak hanya makanan yang jadi pemicunya. Bisa jadi hal di sekitar seperti debu, serbuk bunga, dan lainnya.Namun ketika berurusan dengan makanan pemicu alergi, tentu seseorang harus tahu persis apa yang menjadi pemicu. Tujuannya, agar bisa menghindarinya. Itu sebabnya tes alergi penting untuk dilakukan.

Apa itu tes alergi?

Tes alergi adalah rangkaian tes yang dilakukan spesialis untuk menentukan pemicu alergi. Hal yang ingin diketahui adalah substansi yang memicu imun tubuh bereaksi atau alergen. Ada tiga cara tes alergi, mulai dari tes darah, tes kulit, hingga diet makanan pemicu alergi.Apakah tes alergi yang ada di toko obat atau bisa dilakukan di rumah juga sama efektifnya? Belum tentu. Tes tersebut bisa saja memunculkan hasil yang salah atau false positive. Selain itu, hasilnya tidak selalu 100% akurat.

Bagaimana prosedur tes alergi?

Dalam tes alergi, Anda bisa memilih antara tes kulit atau tes darah. Diet pantangan biasanya dilakukan apabila sudah benar-benar tahu makanan pemicu alergi.

Tes kulit dan darah dapat mengetahui penyebab alergi

1. Tes kulit (skin tests)

Tes alergi jenis ini bisa mengidentifikasi alergen. Setelah kulit dibersihkan dengan alkohol, akan disuntikkan sejumlah alergen ke lapisan kulit. Biasanya, alergen akan disuntikkan di bagian lengan bawah.Dalam waktu 15-20 menit, reaksi alergi akan muncul. Ketika ada rasa gatal atau pembengkakan, artinya salah satu dari alergen yang disuntikkan adalah pemicunya. Namun apabila tidak ada reaksi apapun dari tubuh, artinya alergen Anda tidak ada dalam substansi yang disuntikkan oleh dokter.Bentuk lain tes kulit adalah patch test dengan memasang patch di kulit Anda. Kemudian, reaksi tubuh akan diperhatikan dalam jangka waktu 48 hingga 96 jam setelah pemasangan.

2. Tes darah

Tes darah biasanya dilakukan bagi alergi yang benar-benar parah. Selain itu, tes darah menjadi pilihan bagi pasien yang kulitnya sensitif karena skin test akan memunculkan hasil yang keliru.Prosedur tes alergi ini adalah mengirim sampel darah ke laboratorium dan melihat hasilnya dalam waktu beberapa hari. Jika hasil menandakan tanda positif, berarti antibodi spesifik alergi terdeteksi dalam darah Anda. Ini biasanya merupakan tanda alergi terhadap bahan tertentu.Tes darah akan mengungkap alergi apa yang sebenarnya Anda alami. Anda juga dapat mendeteksi alergi tertentu meski belum pernah mengalami reaksi tertentu sebelumnya.Sebaliknya, hasil negatif kemungkinan menandakan Anda tidak memiliki alergi tertentu. Hal ini menandakan sistem kekebalan tubuh Anda mungkin tidak merespons terhadap alergen yang diuji. Hasil tes darah alergi harus didefinisikan dengan hati-hati oleh spesialis alergi. Dokter Anda juga akan mempertimbangkan gejala dan riwayat medis Anda saat mendiagnosis alergi tertentu.

3. Tes eliminasi makanan

Tes ini mengombinasikan tes kulit dan tes darah untuk dapat membantu dalam mendiagnosis alergi makanan yang dimediasi IgE dan gangguan terkait, seperti alergi yang memengaruhi usus.Diet eliminasi umumnya berlangsung dua hingga empat minggu. Selama periode ini, Anda harus menghindari makanan yang dicurigai untuk memantau gejala Anda. Jika satu atau lebih dari makanan ini menyebabkan alergi, gejala Anda akan hilang pada akhir periode ini.

Tes apa yang paling efektif mendeteksi alergi?

Tes kulit dan tes darah saling melengkapi dan sering digunakan bersama untuk membantu mendiagnosis alergi. Namun ada beberapa keadaan di mana tes kulit lebih cocok daripada tes darah dan sebaliknya.Tes ini jarang menghasilkan hasil negatif palsu. Hasil negatif umumnya menandakan Anda tidak alergi terhadap makanan tertentu.

Alergi apa yang paling umum muncul?

Tidak ada orang yang memiliki alergi identik. Ada yang alergi kacang-kacangan, ada yang alergi makanan laut. World Health Organization mencatat ada lebih dari 70 makanan yang menyebabkan alergi. Berikut ini beberapa yang paling umum muncul:

Alergi susu sapi dapat terjadi pada bayi usia di bawah 6 bulan

1. Susu sapi

Paling sering terjadi pada 2-3 persen bayi dan anak-anak terutama jika dikonsumsi sebelum usia 6 bulan.

2. Telur

Telur adalah alergi kedua yang paling umum terjadi pada anak-anak, mencapai 68%. Namun kabar baiknya, seiring dengan mereka tumbuh besar, alergi ini lebih bisa ditoleransi.

3. Kacang-kacangan

Biasanya, kacang-kacangan yang menjadi pemicu alergi adalah walnut, almond, pistachio, cashew, dan semacamnya.

Protein tropomiosin pada makanan laut juga bisa memicu alergi

4. Makanan laut

Protein tropomiosin dari makanan laut kadang bisa memicu alergi makanan pada manusia. Beberapa yang umum menjadi pemicu adalah lobster, cumi-cumi, udang, kepiting, juga kerang.

5. Gandum

Kandungan protein dalam gandum juga bisa memicu sensitivitas tubuh terhadap gluten. Biasanya, alergi gandum bisa diketahui lewat tes alergi dengan skin test.Alergi makanan terjadi ketika sistem imun tubuh salah mengidentifikasi protein dan menganggapnya sebagai substansi berbahaya. Diet pantangan pemicu alergi tersebut adalah langkah yang tepat.(*)

(SEHATQ)

Related posts