lensareportase.com,
Jakarta (Kemenag)–Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan tantangan dai dan penceramah agama ke depan sangat kompleks di tengah kehidupan umat beragama.
Hal ini disampaikan Menag usai mengukuhkan Majelis Da’i Kebangsaan Periode 2022-2025 sekaligus grand launching aplikasi Ustadzkita dalam gelaran Halaqoh Dai yang diinisiasi Direktorat Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama.
“Saya berharap dai kebangsaan ini tidak hanya sekedar dikukuhkan kemudian berhenti begitu saja. Setelah dikukuhkan saya berharap majelis dai kebangsaan ini bisa berjalan seperti yang diharapkan umat. Menjadi dai bukanlah pekerjaan yang mudah. Dai bukan hanya pintar ngomong, dai itu orang yang bisa menyampaikan pendapat sesuai dengan akal pikiran dari audiensi dan ini membutuhkan seni tersendiri,” ujar Menag Yaqut Cholil Qoumas, Selasa (6/9/2022).
“Dulu agama dijadikan orang untuk mendekatkan dan mencari wajah Tuhan. Sekarang orang sibuk mencari muka di depan Tuhan. Dulu agama hadir untuk meruntuhkan berhala. Sekarang orang memberhalakan agama untuk saling membenci. Dulu agama digunakan untuk mempererat hubungan antar manusia sekarang orang bertengkar karena sibuk mengurus agamanya masing-masing. Inilah tantangan Mejelis Dai Kebangsaan ke depan,” sambung Gus Men panggilan akrab Menag Yaqut.
Majelis Da’i Kebangsaan yang dikukuhkan oleh Menag Yaqut berasal dari perwakilan ormas keagamaan diantaranya PBNU, Muhammadiyah, Perti dan ormas keagamaan Islam lainnya. Menag berharap, Majelis Da’i Kebangsaan sebagai organisasi dan mitra pemerintah dapat memberikan sumbangsih pemikiran untuk bergerak bersama merawat ke-bhinnekaan, menciptakan harmoni, dan membangun moderasi dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara.
“Saya percaya bahwa saudara-saudara mampu melaksanakan tugas dan pengabdian dengan sebaik-baiknya demi kemaslahatan agama dan bangsa Indonesia. Ini pekerjaan penting bagi dai yang harus benar-benar dipahami karena dai itu penuntun dan obor bagi umat,” kata Menag Yaqut.
“Ajaklah umat Islam benar-benar memahami agamanya dengan baik. Sekali lagi saya berharap Majelis Dai Kebangsaan ini mampu menjadi benteng pertahanan dakwah Islam di Indonesia,” tandas Gus Men.
Terkait aplikasi Ustadzkita Menag juga berharap aplikasi ini dapat diakses oleh khalayak sebab sebuah aplikasi tidak akan bermanfaat bila tidak diakses oleh khalayak umum.
Sementara itu Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin dalam laporan pelaksanaan kegiatan mengatakan Halaqah Dai ini memiliki tujuan utama yaitu kemajuan dakwah di Indonesia.
Ditjen Bimas Islam, kata Kamaruddin, telah memetakan kebutuhan dai di perkotaaan hingga wilayah 3T (terpencil, terluar dan tertinggal). “Dai kebangsaan ini diharapkan memberikan peran yang signifikan dalam membangun dan merawat kebhinekaan,” terang Kamaruddin.
Ia menambahkan, Program Dakwah dari hulu sampai hilir adalah salah satu program unggulan Direktorat Penerangan Agama Islam yang setiap tahun rutin membangun komunikasi dengan berbagai Lembaga Dakwah Ormas Islam, membuat regulasi dakwah pada media elektronik, membuat himbauan ceramah di rumah Ibadah serta menyelenggarakan Bimtek Penguatan Kompetensi Penceramah Agama.
“Ditjen Bimas Islam juga telah mengirim Dai ke Wilayah 3T untuk pertama kalinya yaitu ke Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan Negara Malaysia. Aplikasi UstadzKita dan Dai Kebangsaan adalah di antara output dari program penguatan dakwah Ditjen Bimas Islam. Tentu program ini akan bermuara pada terwujudnya masyarakat Islam Indonesia yang taat beragama dan sejahtera lahir batin,” ujar Kamaruddin.
Khusus aplikasi Ustadzkita dijelas Kamaruddin adalah sebuah aplikasi yang memudahkan masyarakat dalam mencari dan mengundang penceramah agama. “Aplikasi UstadzKita merupakan ikhtiar dalam menghadirkan aplikasi pencarian Ustadz yang memiliki wawasan keislaman dan kebangsaan dengan baik, mereka yang masuk pada daftar ustadz kita adalah para Dai yang telah mengikuti Bimtek Penguatan Kompetensi Penceramah Agama dari tahun 2020 hingga 2022,” jelasnya.
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, lanjutnya, terus mendukung terhadap program-program inovatif yang menjadikan media digital sebagai medium distribusi informasi. Aplikasi UstadzKita, menurut Dirjen, diharapkan turut menjawab kebutuhan yang tinggi atas pencarian penceramah yang berkompeten serta berwawasan moderat.
“Aplikasi UstadzKita diharapkan dapat memudahkan pencarian penceramah secara mandiri. Selain itu, di dalam aplikasi UstadzKita juga terdapat berbagai informasi yang menurut survey kami, sangat banyak dicari pada mesin pencarian, di antaranya yaitu naskah khutbah dan tanya jawab seputar hukum Islam. Kedepan, tentu dengan dukungan Gus Men, aplikasi ini akan terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan umat,” kata kamaruddin.
Tampak hadir dalam pengkukuhan Majelis Dai Kebangsaan dan Grand Laucnhing aplikasi ustadzkita, Kepala BNPT, perwakilan BPIP, Lemhanas, MUI, Imam Besar Masjid Istiqlal, pimpinan media massa, tokoh agama dan tokoh masyarakat.(*)
Humas Kemenag