“Ide membuat Kebun Raya Bambu merupakan ide yang sangat brilian, karena ini akan menjadi kebun raya bambu pertama di Indonesia”, ungkap Alue. Lebih lanjut, Alue berharap ke depan bambu yang ditanam menjadi database sebagai adopsi pohon yang akan dikenang oleh si penanam dan generasi mendatang. Ia ingin Kebun Raya Bambu Magetan yang merupakan satu-satunya di Indonesia menjadi ikon pariwisata untuk Kabupaten Magetan.
Pada tanggal 3 September 2023 telah dilakukan penanaman perdana yang dilakukan oleh Bupati Magetan beserta seluruh pemangku kepentingan Kabupaten Magetan. Mulai hari ini dilakukan penanaman bertahap dengan jumlah bibit bambu yang ditanam 3.000 batang yang terdiri dari 23 jenis bambu dengan total 30.571 rumpun bambu.
Pj Bupati Magetan, Hergunadi, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa ruang terbuka hijau menjadi salah satu fungsi penting dalam alokasi setiap wilayah yang berfungsi menjaga kesinambungan ekosistem sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yaitu 30% dari luas wilayah. “Saat ini di Magetan baru mencapai 16% dan masih kurang 14%, sehingga diperlukan kegiatan-kegiatan seperti ini untuk memenuhi aturan atau tuntutan dalam penyusunan RTRW”. Hal ini sebagai upaya menambah tutupan lahan untuk menaikan IKLH Kabupaten Magetan. Selain itu, di Kabupaten Magetan mulai diterapkan kewajiban menanam pohon bagi ASN yang baru masuk dan naik pangkat, serta para pengantin yang mendaftarkan pernikahan.
Bambu menawarkan potensi besar secara ekonomis dan ekologis. Secara filosofis, pemanfaatan bambu di Indonesia dilaksanakan dengan tiga pilar. Pilar pertama sosial budaya, hal ini dikarenakan masyarakat Indonesia telah memiliki ikatan yang kuat dengan tanaman bambu. Pilar kedua yaitu ekonomi, yang kita tahu bersama bahwa tanaman bambu tidak diragukan lagi dapat dimanfaatkan dan diproduksi menjadi berbagai macam produk. Pilar ketiga tentang ekologis, bahwa tanaman bambu bisa tumbuh dengan mudah dimana saja dan bambu bisa jadi solusi atas adanya ancaman lingkungan dan dampak perubahan iklim.
Menurut studi Nature, bambu bisa menyerap 17 ton emisi karbon per hektar per tahun, serta dapat memproduksi Oksigen 35% lebih banyak dibandingkan dengan pohon dengan luasan yang sama. Hal ini dikarenakan, dengan tumbuhan dalam rumpun, bambu bisa mengisi lahan lebih banyak dibandingkan dengan pohon. Bambu selain menghasilkan Oksigen, juga bermanfaat untuk konservasi air. Satu rumpun bambu betung usia lima tahun dengan jumlah 20 batang dapat mengkonservasi air mencapai 391,22 ribu liter air per hektare atau setara dengan 11 unit truk air berukuran 36.000 liter.