Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terus memastikan penanganan sampah di Indonesia dapat dikelola secara berkelanjutan menuju ekonomi sirkular. Pendekatan kolaborasi ditempuh untuk mencapai target penurunan emisi dari sektor sampah dalam kerangka program Zero Waste Zero Emission.
Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya, Rosa Vivien Ratnawati saat menutup Festival Peduli Sampah Nasional (16/6) menyampaikan, Hari Lingkungan Hidup Sedunia menjadi momentum yang tepat untuk bersama-sama menghadirkan solusi atas permasalahan sampah termasuk polusi plastik.
“Kita perlu membangun ekosistem ekonomi sirkular dalam menjaga kelestarian lingkungan sekaligus mendorong kesejahteraan ekonomi dan sosial. Kolaborasi antara pemerintah, pemerintah daerah, pelaku usaha, swasta dan komunitas bertujuan untuk membentuk rantai nilai pengelolaan sampah dimana masing-masing pihak mempunyai peran dalam suatu proses yang berputar yang pada akhirnya berkontribusi pada pengurangan sampah nasional dan pencapaian target penurunan emisi GRK,” ujar Vivien.
Festival Peduli Sampah Nasional (FPSN) dilaksanakan selama 4 hari dalam bentuk pameran, talkshow, seminar, workshop hingga business matchmaking dengan menampilkan sejumlah praktik baik dan inovasi yang telah dilakukan untuk mengurangi sampah sebagai bagian dari pelaksanaan regulasi. Masyarakat dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa dan murid sekolah berkesempatan memperoleh informasi terkait pengelolaan sampah pada festival ini.
Salah satu capaian pengelolaan sampah di Indonesia ditunjukkan melalui keberadaan Bank Sampah. Vivien menilai Bank Sampah telah menunjukkan kinerja terbaiknya dalam pengelolaan sampah di lingkungannya. “Ketulusan pengelola Bank Sampah perlu dibarengi dengan semangat masyarakat untuk mengurangi sampah dari sumbernya dengan memilah sampah di rumah,” kata Vivien.