lensareportase.com, JAKARTA – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar merespons dengan antusias rencana pengembangan potensi desa wisata di Sumatera Utara. Kementeriannya kini langsung bergerak memastikan prioritas desa mana saja yang paling memungkinkan dijadikan sebagai pilot project.
“Wisata itu nantinya akan dikelola oleh badan usaha milik desa (BUM Desa). Kami akan dampingi dan dukung. Kami akan bersinergi dengan pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten untuk support juga. Pemerintah desa nantinya turut menganggarkan biaya dari dana desa melalui musdes (musyawarah desa),” kata pria yang akrab dipanggil Gus Halim ini saat menerima kunjungan Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah di kantornya, Jakarta, Kamis (6/1/2022).
Pertemuan yang turut dihadiri Dirjen Pembangunan Desa dan Perdesaan Sugito dan Staf Khusus Ahmad Iman ini membahas percepatan pembangunan dan pemberdayaan desa di Provinsi Sumut. Dalam hal ini, Wagub Musa Rajekshah akan mendorong pariwisata. Salah satunya di Kabupaten Langkat yakni destinasi wisata Bukit Lawang dan Tangkahan.
“Kedua lokasi itu sudah menjadi destinasi wisata mancanegara. Ada tujuh desa di kedua lokasi tersebut yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi desa wisata. Diharapkan anggaran dana desa bisa dimanfaatkan untuk desa wisata yang nantinya para UKM bisa muncul untuk mendorong perekonomian di desa,” kata Musa Rajekshah.
Demi mendukung pengembangan desa-desa wisata yang ada di Bukit Lawang dan Tangkahan yang berada di Kabupaten Langkat itu Gus Halim akan mengirim tim. Rombongan awal ini akan memastikan prioritas yang paling memungkinkan dilakukan percepatan sebagai pilot project, termasuk pemanfaatan dana desanya.
Meski demikian, Musa Rajekshah atau yang akrab disapa Ijeck ini menginformasikan bahwa wisata Bukit Lawang masuk lingkup Taman Nasional Gunung Leuser yang merupakan daerah konservasi orangutan. Berbeda dengan itu, di Tangkahan terdapat gajah.
“(Kondisinya) hutan dan sungai. Kalau Bukit Lawang (hewan) endemiknya orangutan, sedangkan di Tangkahan ada gajah sumatera. Potensi sudah ada. Karena itu, kami mau agar bisa didorong salah satunya untuk membangun home stay. Selain itu, perlu pengembangan dan pembangunan lain yang tidak memanfaatkan hutan. tapi memanfaatkan lahan masyarakat atau desa itu sendiri,” katanya.
Lebih lanjut Gus Halim menuturkan bahwa potensi yang ada di desa sangat banyak untuk dimanfaatkan dan dikembangkan. Karena itu, Kemendes PDTT tengah menyiapkan aplikasi Desa Wisata Nusantara. “Di antara isinya adalah desa wisata yang dikelola BUM Desa atau BUM Desa yang kerja sama dengan pihak ketiga. Isi lainnya berkaitan dengan potensi yang ada di desa,” tuturnya.
Terkait BUM Desa, Kemendes PDTT kini tengah mengintensifkan menyelesaikan semacam buku pedoman untuk BUM Desa dalam hal pengelolaan usahanya. “Misalnya, bagaimana kalau BUM Desa mengolah terminal, mengolah rest area, mengelola hasil hutan kayu bulatan kecil, dan lainnya. BUM Desa itu tidak boleh merugikan UKM. BUM Desa juga di samping sebagai lembaga produksi, tapi juga sebagai lembaga konsolidasi. Misal di desanya sudah banyak UKM, nanti BUM Desa itu harus bisa memfasilitasi UKM-UKM itu, salah contohnya untuk diekspor atau lainnya,” ucap mantan Ketua DPRD Jawa Timur ini.(*)