KABUPATEN BOGOR – Awan kelabu menggelayut di langit Kabupaten Bogor, Rabu (19/11). Sesekali hujan dengan intensitas ringan hingga sedang turun membasahi kawasan timur Kabupaten Bogor. Meski tampak syahdu suasana beranjak menghangat ketika tawa dan tepuk tangan menggema dari 65 peserta Senior Disaster Management Training (SDMT) Tahun 2025 yang diselenggarakan BNPB.
Para peserta tampak antusias menyimak paparan dari Puarman, Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas (KP2C), tentang sistem peringatan dini banjir berbasis masyarakat yang telah diterapkan sejak 2016 hingga sekarang. Bukan tanpa alasan, paparan tersebut dilaksanakan dalam rangka agenda kunjungan lapangan para peserta SDMT ke wilayah Kabupaten Bogor, tepatnya dalam melihat bagaimana pengendalian banjir dilakukan oleh pemerintah daerah setempat yang bekerja sama dengan komunitas masyarakat.
Dalam paparannya Puarman menyampaikan, sistem peringatan dini banjir yang dibangun terbilang berhasil dalam membantu pemerintah daerah dan masyarakat di daerah aliran sungai Cileungsi dan Cikeas menekan dampak yang ditimbulkan dari banjir besar. Upaya tersebut membuahkan hasil dengan tidak adanya korban jiwa meninggal dunia akibat banjir besar yang terjadi. Peserta juga diajak melihat lokasi pos pantau dan perangkat yang digunakan untuk memantau tinggi muka air di pertemuan antara sungai Cileungsi, Cikeas, dengan sungai Kali Bekasi.
“Kami melakukan ini swadaya dengan menempatkan CCTV dan petugas pos pantau di setiap titik yang sudah ditentukan. Kemudian petugas tersebut melaporkan secara real time tiga kali dalam sehari apabila kondisi normal dan setiap satu jam apabila kondisi siaga yang kemudian informasi dibagikan kepada 35.000 anggota melalui Grup WA dan sosial media sehingga warga punya waktu untuk evakuasi mandiri,” jelas Puarman, di Basecamp KP2C, Bojong Kulur, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Selain pemaparan dari komunitas masyarakat, peserta SDMT yang merupakan para Kepala Pelaksana BPBD ini sebelumnya menyimak pemaparan dari Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bogor Ade Hasrat terkait upaya dan strategi penanggulangan bencana yang dijalankan oleh BPBD Kabupaten Bogor. Paparan tersebut menekankan pentingnya sistem peringatan dini dan kesiapan personel dalam melaksanakan reaksi cepat ketika bencana terjadi.
Kegiatan kunjungan lapangan atau visitasi dalam rangkaian SDMT ini dibuka oleh Asisten Daerah Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor Zaenal Ashari, di Auditorium Sekda Kabupaten Bogor. Dalam sambutannya, Zaenal berharap agar pelatihan dan kegiatan kunjungan lapangan ini dapat menghasilkan output yang nyata dan konkret dalam meningkatkan kapasitas penanggulangan bencana di Indonesia.
“Melalui pelatihan SDMT ini, khususnya visitasi ke wilayah Kabupaten Bogor, kami memiliki harapan besar agar para Kalaksa BPBD yang hadir dapat memperoleh wawasan baru dari apa yang dipelajari di Bogor dan memperoleh nilai-nilai kepemimpinan kolaboratif, solutif, dan adaptif terhadap tantangan penanggulangan bencana dengan pendekatan yang tidak lagi reaktif, namun membutuhkan paradigma proaktif dan preventif,” terang Zaenal.
Sementara itu, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana (Pusdiklat PB) BNPB Kheriawan menyampaikan, kunjungan lapangan menjadi salah satu agenda penting dalam rangkaian kegiatan SDMT ini. Para peserta dapat melihat dan menjadikan contoh dalam praktik baik yang dilakukan oleh komunitas masyarakat dan BPBD Kabupaten Bogor dalam hal penanggulangan banjir.

Foto: Kapusdiklat BNPB Kheriawan membuka agenda kunjungan lapangan, di Auditorium Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor, Rabu (19/11).
“Ini adalah muara dari pelatihan SDMT, semoga apa kegiatan ini dapat memberikan manfaat dan bapak ibu Kalaksa dapat mengambil contoh praktik baik dari apa yang sudah dilakukan,” terang Kheriawan.
Kegiatan SDMT pada Rabu, 19 November 2025 ini kemudian ditutup dengan pemberian materi terkait Komunikasi risiko yang efektif: Studi Kasus dari Beberapa Isu Kebencanaan di Indonesia, yang disampaikan oleh Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Abdul Muhari, Ph.D. Pada kesempatan tersebut, Abdul Muhari menyampaikan langkah-langkah praktis bagaimana menyusun strategi komunikasi risiko yang efektif sebelum maupun sesaat terjadi bencana. Selain itu, ia juga memaparkan terkait bagaimana upaya menjalin hubungan baik dengan media lokal di daerah guna memaksimalkan sebaran pesan kepada masyarakat.

Foto: Kapusdatinkom BNPB Abdul Muhari Ph.D, memberikan materi tentang komunikasi risiko yang efektif: Studi Kasus dari Beberapa Isu Kebencanaan di Indonesia kepada para Kalaksa peserta SDMT, di Pusdiklat PB BNPB, INA-DRTG, Sentul, Bogor, Rabu (19/11).
Melalui SDMT, BNPB berupaya memperkuat kemampuan manajerial dan strategis pimpinan daerah dalam pengambilan keputusan pada kondisi darurat bencana. Program ini sendiri dilaksanakan sejak 10 November hingga 21 November 2025.(*)




