Nyamuk adalah salah satu hewan perantara penyakit. Beberapa jenis nyamuk dan bahayanya, antara lain Aedes aegypti yang menjadi penyebab demam berdarah.
lensareportase.com – Musim hujan juga bisa diartikan sebagai musimnya nyamuk berkembang biak. Untuk itu, Anda perlu mengetahui jenis nyamuk dan bahayanya serta penanganan yang tepat agar terhindar dari berbagai penyakit yang dibawa oleh nyamuk tersebut.
Meski ukurannya sangat kecil, nyamuk adalah salah satu binatang yang paling berbahaya di dunia karena mampu membawa berbagai jenis penyakit mematikan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa pada 2015, total korban meninggal dunia akibat penyakit malaria saja mencapai 438 ribu jiwa.
Belum lagi, wabah penyakit lain yang berhubungan dengan nyamuk Aedes aegypti, seperti demam berdarah dengue, zika, dan chikungunya. Ironisnya, banyak dari penyakit yang disebabkan oleh nyamuk ini terjadi di Indonesia.
Mengenal jenis nyamuk dan bahayanya
Di dunia, terdapat banyak jenis nyamuk dan bahayanya masing-masing. Khusus di Indonesia, jenis nyamuk yang biasanya menimbulkan wabah penyakit adalah Aedes aegypti dan Anopheles.
Namun, tak hanya dua itu, ada lagi berbagai jenis nyamuk yang juga perlu diwaspadai. Berikut adalah beberapa jenis nyamuk dan bahayanya bagi kesehatan manusia:
1. Anopheles
Nyamuk Anopheles dikenal sebagai pembawa penyakit (vektor) malaria di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Nyamuk ini menyebarkan penyakit mematikan tersebut dengan terlebih dahulu mengisap darah penderita malaria yang mengandung parasit.
Parasit itu kemudian akan ditularkan kepada orang berikutnya yang digigit nyamuk Anopheles tersebut. Hanya nyamuk Anopheles betina yang dapat mentransfer penyakit mematikan ini.
Ciri nyamuk Anopheles biasanya berwarna gelap dan memiliki strip atau garis-garis berwarna keperakan di bagian perutnya.
Gejala seseorang terkena malaria adalah sebagai berikut:
- Tidak nafsu makan dan tidak bisa tidur
- Munculnya keringat dingin
- Demam tinggi yang mendadak hingga 40,6 derajat celcius atau lebih
- Menggigil
- Napas cepat.
Ketika demam sudah turun, penderita malaria akan berkeringat sangat banyak. Siklus demam menggigil ini bisa berulang setiap 2-3 hari.
Jika parasit malaria sudah sampai ke otak, penderitanya akan mengalami kejang atau pingsan. Parasit ini juga bisa merusak fungsi ginjal penderitanya.
2. Aedes aegypti
Aedes aegypti adalah jenis nyamuk yang dapat menyebarkan berbagai penyakit, bukan hanya demam berdarah.
Nyamuk Aedes aegypti dapat dikenali dari ciri-ciri tubuhnya yang berwarna belang-belang hitam putih.
Beberapa jenis penyakit yang dapat ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, antara lain:
- Demam berdarah. Penyakit ini menimbulkan gejala yang mirip dengan flu pada umumnya, yakni demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, munculnya bintik merah, hingga mual dan muntah. Total, ada lima jenis virus demam berdarah yang dapat dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti, beberapa di antaranya dapat menyebabkan penyakit fatal yang berujung pada kematian.
- Zika. Berbeda dengan demam berdarah, virus zika hanya menimbulkan gejala ringan, seperti demam, nyeri sendi, dan mata merah. Namun, jika menyerang ibu hamil, risiko cacat bawaan mikrosefali bisa terjadi.
- Chikungunya. Gejala chikungunya mirip dengan penyakit akibat nyamuk pada umumnya, yakni demam, ruam, nyeri sendi, dan sakit kepala. Hanya saja, gejala tersebut bisa menetap hingga berminggu-minggu, bahkan dalam hitungan bulan bahkan tahunan.
3. Culex
Culex adalah nyamuk berukuran sedang berwarna cokelat dengan tanda putih di bagian perut. Culex adalah salah satu nyamuk yang banyak ditemukan di Amerika Serikat.
Jenis nyamuk culex umum ditemukan di rumah, baik perkotaan atau pedesaan dan bahayanya bisa menularkan virus west nile pada manusia.
Nyamuk culex biasanya menggigit saat senja atau setelah gelap.
Hampir sama seperti DBD, penyakit ini bisa dialami seseorang tanpa gejala. Namun, kondisinya bisa berkembang menjadi lebih serius dan menyebabkan radang otak hingga radang selaput otak.
Gejala penyakit West Nile yang dibawa nyamuk Culex di antaranya demam, sakit kepala, nyeri tubuh, nyeri sendi, muntah, diare, hingga ruam.
Bukan hanya pembawa virus west nile, nyamuk Culex juga bisa menyebabkan penyakit Japanese encephalitis. Ini adalah penyakit infeksi otak yang bisa menyebabkan berbagai komplikasi.
Gejala dari Japanese encephalitis meliputi demam tinggi, kejang, leher kaku, kebingungan, gemetar, kelemahan otot atau kelumpuhan hingga ketidakmampuan berbicara.
4. Psorophora
Psorophora adalah salah satu jenis nyamuk yang dikenal unik karena ukuran tubuh dan sayapnya yang lebar. Nyamuk ini sama seperti Aedes aegypti yang banyak ditemukan pada genangan air.
Menurut penelitian, Psorophora ciliata telah teruji positif mengandung virus ensefalitis kuda Timur, virus encefalitis kuda Venezuela, virus ensefalitis kuda Barat, hingga virus Tensaw dan virus West Nile.
Namun, tidak ada penelitian lebih lanjut yang menunjukkan bahwa Psorophora ciliata adalah vektor jembatan untuk berbagai virus tersebut ke manusia maupun hewan.
Bagaimana cara mencegah munculnya jenis nyamuk dan bahayanya ini?
Penanganan penyakit yang ditimbulkan oleh nyamuk ini biasanya tidak spesifik. Dokter hanya akan memberi obat-obatan untuk meringankan gejala yang menyertainya, semisal demam dan nyeri sendi, serta mengawasi komplikasi yang mungkin muncul.
Sebaliknya, ada banyak cara untuk mencegah penyebaran kemunculan jenis nyamuk dan bahayanya ini. Berikut adalah cara yang dapat Anda lakukan untuk mengusir nyamuk:
- Memasang kawat nyamuk di jendela, menutup pintu, atau menggunakan kelambu ketika tidur.
- Menggunakan baju lengan panjang, celana panjang, kaus kaki, dan sepatu ketika berada di luar rumah.
- Batasi aktivitas di luar rumah saat hari sudah gelap yang merupakan saat nyamuk aktif bergerak.
- Menggunakan losion penangkal nyamuk yang mengandung DEET atau picaridin. Anda juga dapat menggunakan tanaman pengusir nyamuk, seperti lemon-kayu putih, sereh, dan bunga lavender.
- Menggunakan semprotan antiserangga
- Bersihkan atau tutup tempat penampungan air karena genangan air bersih adalah tempat nyamuk berkembang biak
Kementerian Kesehatan RI sendiri sudah sering mengkampanyekan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), yakni dengan menguras, menutup, dan mendaur ulang tempat penampungan air. Bila perlu, taburkan juga larvasida (bubuk abate) di tempat tersebut.
Untuk mencegah penularan penyakit oleh jenis nyamuk tertentu, Anda juga bisa disuntik dengan vaksin tertentu. Hingga awal 2020 ini, vaksin yang sudah tersedia adalah pencegah penyakit demam berdarah, Japanese encephalitis, dan yellow fever.
(SEHATQ)