Jakarta – Indonesia akan menyelenggarakan Pemilu dan Pilkada serentak pada tahun 2024. Pemilu/Pilkada serentak dimaksudkan sebagai bagian dari penataan total atas kepemimpinan politik dan sistem perencanaan pembangunan nasional dan daerah. Untuk itu, menjelang perhelatan besar ini, Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin mengingatkan jajaran TNI dan Polri untuk terus sigap dalam menjaga keamanan dan perdamaian dari berbagai ancaman dan kerawanan yang dapat memecah belah masyarakat.
“Pemerintah Pusat dan Daerah, beserta TNI dan POLRI menjadi elemen pendukung keberhasilan Pemilu/Pilkada serentak 2024. Oleh sebab itu, saya harap para pemimpin di pusat dan daerah, maupun TNI dan Polri terus sigap dalam menjaga sinergi, keamanan, dan perdamaian, termasuk mewaspadai ancaman di media sosial yang berpotensi memecah-belah masyarakat,” tegas Wapres saat memberikan kuliah umum kepada Peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXV dan Program Pendidikan Singkat (PPSA) XXIV Tahun 2023, di Auditorium Gajah Mada, Gedung Dwi Warna Lemhannas RI, Jakarta Pusat, Selasa siang (25/07/2023).
Lebih jauh, pada acara ini Wapres juga menyampaikan empat pesan dalam arahannya. Pertama, situasi global yang terus berubah akan mempengaruhi situasi di dalam negeri. Teknologi digital memicu disrupsi di banyak lini kehidupan, sekaligus menawarkan peluang untuk bertumbuh. Wapres menilai, situasi ini menuntut para pemimpin untuk memiliki kemampuan berpikir kritis, cepat dan cermat, dalam menyikapi isu-isu global yang kian kompleks dan sulit diprediksi, kemudian merumuskan kebijakan yang mendatangkan maslahat, maupun solusi bagi aneka permasalahan nasional, regional, dan internasional.
“Di kawasan, Indonesia mencermati pengaruh rivalitas kekuatan dunia di Asia Pasifik. Melalui Keketuaan di ASEAN tahun 2023, Indonesia konsisten menyuarakan perdamaian, diplomasi preventif untuk mencegah konflik terbuka, serta upaya-upaya memperkuat kerja sama dan dialog,” tuturnya.
Kedua, Wapres meminta agar para peserta yang hadir pada hari ini kelak dapat menjadi pemimpin yang inklusif, memiliki wawasan kebangsaan, serta kemampuan untuk menjaga harmoni dalam kemajemukan. Jadikan keberagaman sebagai kekuatan melalui penerapan moderasi.